Bogor Jadi Tuan Rumah The Ambassador Summit, Dedie Rachim Ajak Delegasi Napak Tilas Sejarah
The Ambassador Summit resmi digelar di Kota Bogor, dengan Dedie Rachim mengajak para delegasi menapak tilas sejarah penting kota tersebut.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kota Bogor menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan The Ambassador Summit road to Asia-Africa Conference 2026 yang berlangsung di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Kamis (20/11/2025).
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menyampaikan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan 71 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dan sekaligus napak tilas sejarah Konferensi Bogor, yang menjadi tonggak lahirnya KAA pada 1955.
Tak hanya menjamu dan menerima para delegasi dan duta besar dari negara sahabat saja, Dedie Rachim turut mengajak para delegasi berkunjung ke Istana Kepresidenan Bogor tempat dimana sejarah KAA dimulai.
Ia menjelaskan bahwa Konferensi Bogor pada 28–29 Desember 1954 itu menghadirkan lima pemimpin dari lima negara, yaitu Indonesia, Pakistan, India, Sri Lanka, dan Myanmar. Konferensi ini kemudian menjadi fondasi pelaksanaan KAA di Bandung pada April 1955.
“Ini kami melaksanakan semacam napak tilas ya dari sebuah momen yang sangat penting yang berhasil merubah tatanan dunia namanya Konferensi Asia Afrika, tetapi sebelum Konferensi Asia Afrika ada yang namanya Konferensi Bogor. Nah, Konferensi Bogor inilah yang kemudian poin-poinnya itu mencetuskan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada April tahun 1955,” jelas Dedie Rachim.
Ia mengatakan, dalam rangka napak tilas tersebut ia mengajak negara-negara yang berkontribusi langsung dalam kegiatan Konferensi Bogor, salah satunya dari India dan yang mewakili dari Afrika yaitu Mozambik.
Dedie Rachim menegaskan bahwa Kota Bogor menjadi tuan rumah kegiatan ini, karena sejak lama memiliki peran penting dalam sejarah terbentuknya KAA. Momentum ini, menurutnya, turut memperkuat posisi Kota Bogor sebagai salah satu kota strategis di Indonesia yang memiliki banyak potensi.
“Kita ingin mengingatkan semua bahwa peran Bogor itu sudah sejak lama cukup penting. Nah, ke depan tentu kami mengajak bahwa keberadaan Bogor sebagai salah satu kota yang penting di Indonesia ini bisa juga dijadikan sebagai tempat untuk potensi investasi, kunjungan wisata, dan potensi menyelenggarakan kegiatan penting lainnya, termasuk kegiatan internasional,” tegasnya.
Ia berharap napak tilas Konferensi Bogor menuju KAA ini dapat membangkitkan kembali semangat persatuan bangsa-bangsa yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
“Semangat Konferensi Bogor ini menjadi semangat kita semua yang kita harus terus gelorakan sebagai bagian dari semangat persatuan bangsa-bangsa, semangat anti imperialisme, semangat anti kolonialisme, semangat untuk memerdekan diri kita, dan memerdekakan bangsa yang tujuannya adalah menuju kesejahteraan masyarakat,“ tutur Dedie Rachim.
Duta Besar Mozambik untuk Indonesia, Belmiro Jose Malate, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa Kota Bogor memiliki peranan penting dalam sejarah perjuangan negara-negara Afrika.
“Kota Bogor sangat penting bagi Afrika, seperti yang Pak Wali telah katakan bahwa Konferensi Asia Afrika yang pertama dilaksanakan di sini, yaitu persiapan untuk konferensi yang selanjutnya dilaksanakan di Bandung. Ini memberikan kontribusi besar terhadap kendala kami mengenai kolonialisme dan imperialisme di Afrika,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tantangan yang dihadapi negara-negara Asia-Afrika hingga saat ini masih memiliki kesamaan dan harus diperjuangkan bersama.
“Kita masih memiliki kendala yang sama, kolonialisme telah hilang, tapi imperialisme masih di sana dan kita masih harus berjuang untuk kemiskinan, mengembangkan ekonomi, memberdayakan generasi muda, dan mengimplementasikan agenda penting lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, Konselor Politik Kedutaan Besar India untuk Indonesia, Vikram Vardhan, menyampaikan rasa hormatnya kepada Kota Bogor sebagai kota sejarah yang memiliki peran penting dalam terbentuknya solidaritas Asia-Afrika.
“Ini merupakan kehormatan bagi kami untuk berada di kota sejarah, yaitu Kota Bogor. Kami mengunjungi Istana Kepresidenan Bogor di mana sejarah dibuat 70 tahun yang lalu, awal mula dari Konferensi Asia Afrika yang dimulai pertama kali di istana tersebut,” katanya.
Vikram menegaskan bahwa KAA adalah konferensi bersejarah yang membangun solidaritas, tidak hanya antara negara-negara Asia-Afrika, tetapi juga memulai South-South Cooperation. Ia mengatakan banyak negara berkembang di Asia-Afrika menjadi lebih mandiri setelah konferensi tersebut, dan karena itu masyarakat tidak boleh melupakan sejarah KAA.
“Kita perlu berkumpul, berkomunikasi, berkooperasi, dan berkoordinasi untuk masa depan yang lebih baik, ekonomi yang lebih baik, dan kemakmuran seperti yang diharapkan oleh pemimpin kita terdahulu,” pungkasnya.
| Setiap Tahun Tak Kurang dari 3.000 Bencana, Kepala BNPB Sebut Didominasi Bencana Hidromeorologi |
|
|---|
| Pembongkaran Pasar Bogor Ditarget Selesai Desember, Pembangunan Tahun Depan |
|
|---|
| Cerita Sungai Ciliwung Dulu dan Sekarang, Warga Kota Bogor Kenang Keindahan Sekaligus Bencana |
|
|---|
| Ikut Penanaman Pohon di Puncak Bogor, Rudy Susmanto Sebut Jadi Investasi Hutan untuk Cegah Bencana |
|
|---|
| Wara-Wiri di Jalanan Kota Bogor, 10 Remaja Diciduk Polisi, Sajam Dibuang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/Wali-Kota-Bogor-Dedie-A-Rachim-menyambut-kehadiran-duta-besar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.