Aktivis Kena Teror Gara-gara Isu Truk Tambang di Bogor, Dedi Mulyadi Pasang Badan: Ini Ultimatum!
Seorang aktivis Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT) mendapat teror setelah menyuarakan hak-hak warga terdampak truk tambang di wilayah Bogor.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang aktivis Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT) mendapat teror setelah menyuarakan hak-hak warga terdampak truk tambang di Parungpanjang, Kabupaten Bogor dan sekitarnya.
Dugaan intimidasi ini dialami oleh Ketua AGJT Junaedi Adhi Putera.
Bahkan foto Junaedi beredar di media sosial dengan narasi disebut-sebut akan dilaporkan ke Polisi.
Foto Junaedi diedit sedemikian rupa menjadi mirip poster buronan polisi dengan tulisan, "Wanted Junaedi Adhi Putra."
Dalam tulisan yang tercantum, Junaedi dituding telah menyampaikan berita bohong soal jumlah korban tewas akibat truk tambang di Parungpanjang Kabupaten Bogor yang disebut mencapai 213 orang selama 7 tahun sampai 2025.
Dalam poster beredar itu juga disebutkan bahwa Junaedi telah melanggar pasal 28 UU ITE 2024 dan pasal 390 KUHP.
Baca juga: Cerita Sopir Truk Tambang Bogor Pindah ke Cilegon Gara-gara Kebijakan KDM, Upah Habis di Ongkos
Reaksi Ketua AGJT
Ketua AGJT Junaedi Adhi Putera mengaku dia baru tahu soal ancaman dilaporkan ke polisi ini pada Rabu (8/10/2025) pagi.
"Saya baru dapat info terkait berita tersebut tadi pagi di media sosial," kata Junaedi saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Rabu.
Dia mengatakan bahwa poster yang sumbernya tak diketahui itu muncul setelah sebelumnya Junaedi bertemu Kang Dedi Mulyadi (KDM) bersama korban terdampak truk tambang.
Saat itu dia sempat mengapresiasi langkah KDM yang menghentikan sementara operasional perusahaan tambang di Parungpanjang, Rumpin dan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
"Mungkin ada pihak yang berkepentingan di dalamnya yang membuat saya diteror," kata Junaedi.
Dia mengaku bahwa nomor ponselnya juga menjadi banyak dihubungi oleh nomor-nomor tak dikenal.
KDM pasang badan
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) bereaksi tegas dengan mengunggah ulang poster beredar itu di akun media sosialnya dengan caption, "ini ultimatum, awas loh," pada Rabu (8/10/2025).
Selain itu, melalui videonya, KDM menyampaikan pesan tegas.
"Kepada pihak yang berkepentingan di Parungpanjang, baik berkepentingan terhadap aspek penambangan, maupun berkepentingan terhadap aspek transportasi karena bergelut dalam dunia usaha di sana, saya meminta untuk tidak melakukan upaya intimidatif, pengancaman kepada para pihak yang menjadi korban angkutan tambang di Parungpanjang untuk mendapat keadilan," kata KDM.
"Dan termasuk pula tidak boleh melakukan upaya intimidatif dan ancaman bagi mereka yang aktif memperjuangkan hak-hak warga Parungpanjang," imbuhnya.
KDM mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memberikan perlindungan yang penuh bagi para korban pertambangan di Parungpanjang dan bagi warga yang memperjuangkan hak-haknya untuk mendapat kehidupan yang tenang dan nyaman.
Antisipasi Pohon Tumbang, Pemerintah Kabupaten Bogor Lakukan Pemangkasan |
![]() |
---|
Terkuak Penyebab Kecelakaan Truk Box di Tanjungsari Bogor, Sopir Gran Max Terjepit Ruang Kemudi |
![]() |
---|
Curhat Pengrajin Ecoprint di Cibinong Bogor Beralih ke Online Shop, Putar Otak Karena Penjualan Lesu |
![]() |
---|
Tinjau Klinik Utama Parung, Bupati Bogor Pastikan Pelayanan Kesehatan Berjalan Optimal |
![]() |
---|
Bisikan Takmir Masjid ke Dedi Mulyadi Usai Diusir Balik Yai Mim, Pak RW Pertanyakan Tujuan KDM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.