Komunikasi Tiara Korban Mutilasi ke Keluarga, Ayahnya Banting Tulang Jualan Es, Anaknya Malah Tragis

Kasus temuan potongan tubuh manusia yang mencapai 66 bagian di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto pada Sabtu (7/9/2025) kemarin akhirnya

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
Kolase YoutubeTribunnews.com
HEBOH MUTILASI DI MOJOKERTO - Foto korban TAS dan foto rumah orang tua korban di Lamongan. Kasus temuan potongan tubuh manusia yang mencapai 66 bagian di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto pada Sabtu (7/9/2025) kemarin akhirnya terungkap. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus temuan potongan tubuh manusia yang mencapai 66 bagian di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto pada Sabtu (7/9/2025) kemarin akhirnya terungkap.

Potongan tubuh itu diketahui merupakan jasad perempuan berinisial TAS alias Tiara (25).

TAS tewas dibunuh dan jasadnya dimutilasi oleh pacarnya sendiri yang bernama Alvi Maulana (24) sebelum kemudian potongan tubuh korban dibuang.

Mutilasi itu dilakukan pelaku di kamar mandi kos kawasan Lidah Wetan, Surabaya pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Pembunuhan sadis itu dari pengakuan pelaku dipicu oleh sakit hati pernah dikunci di kamar kos selama 1 jam.

Selain itu, pelaku dan korban yang berpacaran sejak kuliah dan tinggal bersama ini juga kerap cekcok sampai pelaku memendam amarah hingga akhirnya dia melakukan perbuatan keji.

Sosok TAS sendiri diketahui berasal Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan.

TAS rupanya hanya merupakan anak seorang penjual es tebu yang kemudian beralih berjualan jajanan sempol.

Dia merupakan anak pertama dari dua bersaudari.

Ayahnya, Setiawan Darmadi, banting tulang hingga menyekolahkan TAS sampai lulus perguruan tinggi.

Namun nahas, putrinya malah berakhir tragis dan mengenaskan di tangan pacarnya sendiri yang juga mantan jagal.

Dikutip dari Tribunnews.com, ayah Tiara kerap berdagang di depan Masjid Agung Lamongan.

Hal ini diungkap oleh ketua RT tempat tinggal orang tua korban.

"Pernah jualan es terbu, kemudian ganti jualan sempol," kata Sukirno.

Ayah Tiara ini banting tulang untuk membiayai sekolah kedua anaknya, yaitu Tiara dan adiknya, R yang masih di bangku kelas 11 SMA.

Tiara bahkan sampai menyelesaikan kuliahnya di Universitas Trunojoyo, Madura.

Namun setelah lulus kuliah, Tiara memilih ngekos di Surabaya, yang ternyata tinggal bersama pelaku Alvi Maulana.

Sukirno menyebut bahwa Tiara ini juga jarang pulang ke Lamongan, bahkan sudah lama dia tidak pernah pulang lagi.

"Beberapa bulan ini ia tidak pernah tahu TAS pulang. Informasinya di Surabaya," terangnya

Komunikasi Tiara dengan keluarganya pun ternyata terbatas.

Hal ini diakui Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama setelah pihaknya mengumpulkan keterangan saksi atas kasus pembunuhan disertai mutilasi ini.

AKP Fauzy mengatakan bahwa dari informasi keluarga soal Tiara ini sangat minim.

"Karena jarang berkomunikasi dengan korban," kata AKP Fauzy.

Kondisi rumah keluarga pun di Lamongan cukup sederhana, di depan rumahnya banyak menggantung pakaian dan bertumpuk barang-barang yang tidak terlihat rapi.

Pengakuan Pelaku

Pelaku rupanya sudah memendam amarah sejak lama terhadap korban hingga akhirnya emosinya meledak.

Pemicunya adalah pelaku sempat dikunci di kamar kos oleh korban selama satu jam.

"Karena emosi memuncak, saya sudah memendam emosi dari lama," kata tersangka saat press release di Polres Mojokerto, Senin (8/9/2025) dikutip dari Tribun Jatim.

Pengakuan tersangka yang merupakan mantan jagal ini, dia berpacaran dengan korban sejak kuliah di Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Setelah lulus kuliah, tersangka dan korban tinggal bersama, tanpa ikatan pernikahan di Surabaya.

Tersangka mengatakan, korban mempunyai sikap temperamental.

"Pemicunya (pembunuhan dan mutilasi), saat saya dikunci dari dalam (kos) satu jam," ungkap Alvi.

Ia menyebut, dirinya nekat membunuh dan memutilasi korban juga dipicu permasalahan lain, mulai asmara dan ekonomi.

Korban menuntut tersangka secara ekonomi untuk membeli barang dan memenuhi gaya hidup glamor.

"Banyak masalah, anaknya (korban) sering temperamental soal masalah kecil. (Putus) tapi susah," ucap pria asal Desa Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara tersebut.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved