Celetukan Menkeu Purbaya Sadewa Kritik Rocky Gerung yang Selalu Ledek Jokowi: Belajar Ekonomi Lagi

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik pengamat politik Rocky Gerung, soal ledekan terhadap Jokowi.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Ist
MENKEU KRITIK ROCKY GERUNG - Celetukan Menkeu Purbaya Sadewa Kritik Rocky Gerung yang Selalu Ledek Jokowi: Belajar Ekonomi Lagi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik pengamat politik Rocky Gerung.

Purbaya bahkan dengan spontan melemparkan celetukan itu di depan Rocky Gerung langsung.

Kritik yang diungkap Purbaya itu menanggapi reaksi Rocky Gerung yang kerap meledek Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Purbaya Sadewa pun akhirnya menjawab ledekan Rocky itu dengan fakta-fakta yang terjadi.

Pada potongan video yang beredar di media sosial, Menkeu Purbaya menceritakan momen saat dirinya diminta membantu Jokowi pada tahun 2020 lalu.

"Tahun 2020 saya dipanggil ke Istana, suruh bantu waktu itu," kata Purbaya.

Menurut dia, saat itu kondisi ekonomi Indonesia berada di posisi paling bawah.

"Di sini posisi uang waktu itu, di bulan Februari-Maret, ini minus 15 persen, hampir kita hancur. Betul-betul dikeringkan uang, kita paksa naikin. Kita di Maritim mana bisa maksa, ini gak ada BI kan ya. Maaf loh ini," katanya sambil tertawa.

Menurut dia saat itu ia meminta Presiden untuk memaksa menaikan.

"Kita paksa dari Istana supaya uang masuk ke sana, ini masih nggak cukup. Di sini masih kita paksa fiskal, gelontorin uang seperti yang saya lakukan kemarin, hari ini efektif," katanya.

"Uang kamu jangan taruh di Bank Central, taruh di sistem ekonomi. Akibatnya ekonomi pertumbuhannya seperti ini, jadi tumbuh lagi, kita recover," kata Purbaya lagi.

Kemudian Purbaya pun menyinggung soal Rocky Gerung yang kerap mengatakan kalau Jokowi tidak bekerja.

"Jadi saya mau kritik Pak Rocky Gerung sedikit, dia suka ngeledekin Jokowi nggak ngapa-ngapain. Ini Pak," katanya sambil tertawa.

Purbaya pun mengaku leluasa mengkritik Rocky Gerung di acara tersebut.

"Kalau di sana kan dia berkuasa, kalau di sini saya berkuasa," katanya sambul tertawa lagi.

Menurut Purbaya, Jokowi memiliki jasa dalam menaikkan ekonomi di Indonesia saat itu.

"Jadi ini dipaksa, intervensi langsung oleh Presiden ke sana. Jadi Presiden Jokowi itu berjasa buat kita, walaupun di sampingnya ada saya sih," ujar Purbaya sambil tertawa lagi.

Namun menurut dia, kondisi itu tak bertahan lama karena ekonomi kembali diturunkan bahkan hingga saat ini.

"Tapi setelah itu gak lama diturunkan lagi seperti ini, ini yang Anda rasakan 2023-2024, ekonomi susah lagi, keluarlah ekonomi suram dan lain-lain," katanya.

Baca juga: Disebut Menteri Gaya Koboi, Purbaya Sadewa Ternyata Punya Hobi Unik Saat Stres, Istri Sampai Marah

Purbaya pun menegaskan kalau penyebabnya bukan persoalan politik.

"Bukan dari politik, tapi dari ekonomi yang dibunuh penyebab utamanya. Jadi Pak Rocky mungkin sedikit belajar ekonomi lagi, Pak," kata dia.

Purbaya pun mengaku senang bisa mengatakan itu pada Rocky Gerung.

"Gw seneng bisa ngeledek dia di sini, soalnya Pak Rocky setiap itu saya lihat pidato Anda menarik sekali, ahli filsafat. Jadi mumpung bisa kritik, saya kritik di sini," katanya.

Menanggapi itu, Rocky Gerung pun santai saat dikritik oleh Menkeu Purbaya.

Rocky mengatakan kalau dirinya ada di sana saat Purbaya melontarkan kritik itu.

Ia bahkan memuji apa yang dilakukan Purbaya itu adalah bagus.

"Pak Purbaya tentu dengan segala macam gestur, memperlihatkan determinasi, itu bagus betul," kata Rocky.

Baca juga: Bandingkan Menkeu Purbaya dengan Sri Mulyani, Jokowi Sebut Soal Respons Pasar Jadi Bukti

Namun ia mengatakan kalau Menkeu Purbaya hanyalah kasir, sehingga tidak bisa memiliki kebijakan apapun dalam perekonomian di Indonesia.

"Pertumbuhan itu tidak datang dari kebijakan Menteri Keuangan. Menteri Keuangan memakai hasil pertemuan untuk diredistribusi subaya problem sosial itu teratasi," kata Rocky Gerung.

Sehingga menurut dia, Purbaya harus dituntut juga untuk mampu mempengaruhi pikiran-pikiran politis.

"Jadi dia datang di dalam suatu ekosistem di mana infrastruktur yang harusnya menghasilkan 8 persen itu justru dikuasai oleh politisi-politisi copet," katanya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved