Terungkap Kondisi Timothy Anugerah Sebelum Tewas, Jejak Perundungan di Kampus Terbongkar
Dugaan perundungan itu diyakini menjadi penyebab Timothy mengalami tekanan psikologis berat sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya.
Penulis: tsaniyah faidah | Editor: Tsaniyah Faidah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Terungkap kondisi Timothy Anugerah sebelum tewas di lingkungan Universitas Udayana (Unud), Bali.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud itu ditemukan meninggal dunia setelah diduga melompat dari lantai empat gedung fakultasnya pada Rabu (15/10/2025).
Alasan kematian Timothy disebut-sebut karena bullying atau perundungan yang dilakukan teman-temannya.
Dugaan perundungan itu diyakini menjadi penyebab Timothy mengalami tekanan psikologis berat sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya.
Tak lama setelah kabar duka tersebut tersebar, sejumlah tangkapan layar percakapan grup chat muncul ke publik.
Isi chat tersebut menunjukkan bagaimana beberapa oknum sesama mahasiswa justru masih merundung Timothy, bahkan setelah korban meninggal dunia.
Potongan percakapan yang tersebar luas di media sosial itu memperlihatkan nasib tragis seorang teman yang dijadikan bahan candaan.
Bahkan salah satu pelaku perundungan diketahui bernama Leonardo Jonathan Handika Putra, Wakil Ketua BEM FKP 2025.
Dalam isi chat yang tersebar, ia mengunggah foto Timothy yang terkapar tak bernyawa setelah kasus bunuh diri itu terjadi.
Alih-alih bersimpati, Leonardo justru memberikan kata-kata tak pantas pada jasad Timothy.
"Nahan tawa gue jir," tulisnya.
Bahkan di chat tersebut, ia juga melayangkan hinaan atas fisik Timothy dan disamakan dengan Kekeyi.
"Coba bikin cin, sejajarin muka Kekeyi sama dia wkwkw," tulisnya.
Usai beredarnya isi chat tersebut, terungkap kondisi Timothy Anugerah sebelum meninggal dunia.
Pihak Fisip Unud mengungkap, Timothy memiliki riwayat kesehatan mental yang telah dialami korban sejak lama.
Baca juga: Bocor Tulisan Timothy Anugerah Sebelum Tewas, Setahun Lebih Masih Berusaha Cari Teman di Kampus
Melalui siaran langsung di akun Instagram resmi @dpmfisipunud, Kamis (17/10/2025), Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, menjelaskan bahwa Timothy memiliki riwayat kesehatan mental yang telah dialami sejak lama.
“Sejak SMP, saudara T sudah mendapat penanganan psikologis dari konselor. Ada terapi yang rutin dijalani,” ujar Anom dalam keterangannya.
Menurut Anom, berdasarkan catatan keluarga dan pihak sekolah, Timothy memang memiliki riwayat gangguan kesehatan mental dan telah menjalani terapi psikologis sejak duduk di bangku SMP.
Namun, terapi tersebut tidak dilanjutkan ketika Timothy mulai menempuh pendidikan di Universitas Udayana.
“Sampai dengan SMA, yang bersangkutan menolak untuk mendapat terapi lanjutan ketika masuk ke Udayana,” tambahnya.
Oleh karena itu, pihak fakultas membantah bahwa kematian Timothy disebabkan oleh perundungan di lingkungan kampus.
Oleh karena itu, ia membantah kematian Timothy disebabkan oleh perundungan di lingkungan kampus.
Menurutnya, teman-teman sekelas justru memberikan dukungan dan berusaha memahami kondisi yang dialami korban.
“Teman-teman sekelasnya men-support dia. Tidak ada perlakuan negatif atau pengucilan dari lingkungan sekitarnya,” ungkap Anom.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa isu bullying yang ramai dibicarakan di media sosial bukan berasal dari lingkungan terdekat korban.
Menurut Anom, komentar-komentar yang beredar justru datang setelah kejadian, dan berasal dari mahasiswa lain yang tidak mengenal Timothy secara personal.
“Saudara T itu meninggal bukan karena bullying. Bullying justru terjadi setelah T jatuh, dan itu bukan dari teman-teman sekelasnya,” tegasnya.
Pengakuah ayah Timothy berbeda
Pihak keluarga membantah klaim kampus yang menyebut Timothy memiliki riwayat gangguan mental.
Lukas, ayah Timothy, mengaku tidak terima dengan pernyataan tersebut.
Baca juga: Bongkar 3 Kejanggalan Kematian Timothy Anugerah, Sang Ayah Syok Temukan Bukti CCTV di TKP
Ia menegaskan bahwa anaknya tidak memiliki gangguan psikologis seperti yang disampaikan pihak kampus.
Menurut Lukas, Timothy memang pernah mengalami gangguan kesehatan, namun bukan gangguan mental, melainkan gangguan pada pendengaran ketika masih kecil.
Hal itulah yang membuat Timothy sempat dibawa ke dokter spesialis.
Lukas juga tidak menampik bahwa Timothy pernah didampingi psikolog.
Namun, ia menjelaskan bahwa pendampingan itu terjadi saat anaknya masih kecil karena kesulitan bersosialisasi akibat keterbatasan bahasa Indonesia.
Sejak kecil, Timothy lebih sering berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
Namun, beranjak remaja hingga masuk ke Universitas Udayana, Timothy sudah mampu bergaul dengan baik bersama teman-temannya.
Ditegaskan Lukas, putranya tidak lagi didampingi psikolog sejak SMP.
Karenanya, Lukas meyakini bahwa Timothy tidak memiliki gangguan psikologis sebelum meninggal dunia.
"Semenjak dia di Udayana ini dia sudah dinyatakan tidak ada gangguan dari psikologinya," imbuh Lukas.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
Timothy Anugerah
perundungan
Universitas Udayana
meninggal dunia
Leonardo Jonathan Handika Putra
I Made Anom Wiranata
Lukas
| Wanita di Jonggol Tewas dengan Leher Terluka, Keluarga Tolak Autopsi |
|
|---|
| Penyebab Sopir Ambulans Meninggal Sesaat Usai Antar Jenazah di Ciamis, Kepala Dusun Ungkap Fakta |
|
|---|
| Curhat Ibunda Timothy Ketemu Calon Dokter yang Bully Anaknya, Sharon Beri Hukuman Tak Disangka |
|
|---|
| Jarang Pulang, Polisi Dalami Keterlibatan Ayah Bocah yang Dianiaya Ibu Tiri di Bojonggede Bogor |
|
|---|
| Kondisi Terakhir Bocah Bogor Sebelum Tewas Disiksa Ibu Tiri, Tetangga Diam-diam Susun Rencana |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.