Pengakuan AKBP Basuki Soal Kasus Dosen Tewas Tanpa Busana, Biayai S3 Korban hingga Antar ke RS

Pengakuan AKBP Basuki terkait kasus kematian dosen Universitas 17 Agustus 1945, Semarang Dwinanda Linchia Levi jadi sorotan publik.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Ist
DOSEN TEWAS DI HOTEL - Pengakuan AKBP Basuki Soal Kasus Dosen Tewas Tanpa Busana, Biayai S3 Korban hingga Antar ke RS 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pengakuan AKBP Basuki terkait kasus kematian dosen Universitas 17 Agustus 1945, Semarang Dwinanda Linchia Levi jadi sorotan publik.

Dosen berusia 35 tahun itu ditemukan tewas di kamar hotel dalam kondisi tanpa busana.

AKBP Basuki menjadi sosok yang pertama kali menemukan Dwinanda Linchia Levi dan melapor ke polisi dan receptionist.

Menurut pengakuan AKBP Basuki, dirinya dan Dwinanda Linchia Levi tidak memiliki hubungan asmara.

Ia mengaku datang ke TKP untuk mengecek kondisi korban.

Sebab sehari sebelumnya, ia sempat mengantar korban untuk berobat ke rumah sakit.

Membantah punya hubungan asmara, AKBP Basuki mengaku hanya membiayai kuliah S3 korban.

Jasad Dwinanda Linchia Levi ditemukan dalam kamar hotel di kawasan Jalan Telaga Bodas Raya, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Senin (17/11/2025).

Dosen berusia 35 tahun itu ditemukan tergeletak di lantai dengan kondisi tanpa busana.

Pada malam itu, Dwinanda Linchia Levi bermalam bersama seorang pria.

Menurut keluarganya, Dwinanda Linchia Levi memiliki kamar kos sendiri yang lokasinya tak jauh dari hotel tersebut.

Namun belakangan diketahui kalau ia sering keluar masuk hotel tersebut.

Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasori mengatakan bahwa Dwinanda Linchia Levi bermalam di kamar itu bersama seorang pria.

"Mereka satu kamar, sama laki-laki," katanya.

Namun begitu ia tak merinci hubungan antara Dwinanda Linchia Levi dengan lelaki tersebut.

"Kita belum berani mengatakan itu (pacar). Pokoknya mereka satu kamar," katanya.

Dugaan awal, Dwinanda Linchia Levi meninggal karena sakit.

"Dugaan sementara karena sakit," katanya.

Saat ini, AKBP Basuki sedang menjalani pemeriksaan sebagai saksi.

Baca juga: Gelagat AKBP Basuki Setelah Dosen Semarang Tewas di Hotel, Mendadak Hilang Saat Korban Diautopsi

"Pendalaman terhadap beberapa pihak yang di lokasi. Enggeh (termasuk pria anggota polisi yang berada satu kamar dengan korban)," kata dia lagi.

Pada kronologi singkat yang beredar, AKBP Basuki diketahui menjabat sebagai Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jateng itu merupakan orang pertama yang menemukan korban.

Ia mengaku sempat bersama dengan korban sebelum kematiannya.

"Pengakuan: AKBP Basuki mengaku bahwa ia mengantar korban ke rumah sakit sehari sebelumnya karena korban sakit (keluhan gula darah dan tensi tinggi). Setelah mengantar pulang ke kamar, ia meninggalkannya dan baru kembali keesokan harinya, lalu menemukan korban sudah tidak bernyawa dalam kondisi tanpa busana," tulis keterangan yang beredar.

Dalam keterangannya kepada media dan penyidik, AKBP Basuki menyangkal adanya hubungan asmara dengan Dwinanda Linchia Levi.

Ia mengklaim hubungannya hanya sebatas teman dekat/mentor karena sudah mengenal korban sejak korban menempuh pendidikan S3 dan sering membantu secara finansial.

Saat ini, Polda Jateng masih mendalami apakah ada unsur pidana dalam kematian tersebut atau murni karena penyakit, sekaligus memproses dugaan pelanggaran etik yang dilakukan oleh perwira menengah tersebut.

Korban satu kartu keluarga dengan AKBP Basuki

Sementara itu keluarga korban, Tiwi, mengungkap hal janggal di mana ternyata korban satu kartu keluarga dengan AKBP Basuki.

Baca juga: Kebersamaan AKBP Basuki dengan Dosen Semarang yang Tewas di Hotel, Beda 18 Tahun, Kini Saksi Kunci

"Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP Basuki), katanya sebagai saudara.

Kecurigaan ini muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dengan saksi pertama kog sama, ternyata mereka satu KK, korban dimasukkan ke KK sebagai saudara," kata Tiwi, dikutip dari Tribun Jateng.

Namun Tiwi mengaku belum pernah mendengar nama polisi tersebut sebelumnya, karena korban tidak pernah bercerita soal itu.

"Kami baru tahu tadi siang (Selasa, 18 November 2025), hubungan korban dan saksi pertama infonya agar korban bisa pindah KTP Semarang maka masuk KK-nya saksi pertama," bebernya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved