Ini Makna Tulisan Berbahasa Sunda yang Ada di Lawang Salapan

Tulisan tersebut terdiri dari huruf-huruf timbul berwarna hitam yang terbuat dari bahan sejenis logam.

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Lawang Salapan 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Kota Bogor kini memiliki landmark baru yang posisi nya berdekatan dengan Tugu Kujang.

Landmark tersebut berupa sebuah bangunan pilar yang mirip dengan pilar zaman Romawi Kuno, yaitu Lawang Salapan atau Gerbang Sembilan.

Di kedua sisi bangunan tersebut terdapat dua buah bangunan yang menyerupai Monumen Lady Raffles yang ada di Kebun Raya Bogor.

Hingga saat ini, Lawang Salapan tersebut masih dalam tahap pembangunan.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Senin (7/11/2016), tampak sebuah tulisan berbahasa sunda menghiasi pilar sembilan itu.

Tulisan tersebut terdiri dari huruf-huruf timbul berwarna hitam yang terbuat dari bahan sejenis logam.

Olik, seorang tukang yang mengerjakan proyek Lawang Salapan mengatakan, tulisan tersebut sudah mulai di pasang sejak hari Sabtu (5/11/2016).

"Ini sudah dipasang dari hari Sabtu kemarin, tapi baru selesai dipasang semuanya tuh hari ini," ujar Olik kepada TribunnewsBogor.com.

Berada di bagian atas pilar sembilan, huruf-huruf timbul tersebut disusun menjadi sebuah kalimat 'Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga'.

Kalimat tersebut diketahui merupakan sebuah semboyan Kota Bogor, yang memiliki makna 'apa yang telah dinikmati oleh masa sekarang adalah hasil pekerjaan orang terdahulu dan apa yang diperbuat oleh orang di masa sekarang adalah warisan untuk masa depan'.

Hal tersebut disampaikan oleh Shahlan Rasyidi, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor, saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Senin (7/11/2016).

"Semboyan tersebut sangat bermakna, artinya kemajuan suatu daerah di lihat dari perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan, yang paling utama tidak merusak tatanan kehidupan masyarakat," ujar Syahlan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved