DWP 2017 - Sudah 6 Tahun Digelar dan Baru Tahun Ini Diprotes, Berikut 6 Faktanya
Djakarta Warehouse Project (DWP) 2017 menjadi penutup perhelatan musik akbar tahun ini.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Djakarta Warehouse Project (DWP) 2017 menjadi penutup perhelatan musik akbar tahun ini.
Festival musik yang dibanjiri musisi bergenre rap, RnB, dance music dan sejenisnya ini digelar 2 hari berturut-turut mulai hari ini, Jumat (15/12/2017) hingga Sabtu (16/12/2017) di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Tak hanya dari dalam negeri, artis yang tampil juga berasal dari luar negeri.
Sehingga pengunjungnya pun pastinya juga ada yang dari luar negeri pula.
Namun, DWP tahun ini diwarnai dengan adanya penolakan dari beberapa ormas.
Mereka menolak karena perhelatan musik itu disinyalir dapat merusak moral bangsa.
Berikut 5 fakta yang patut diketahui soal DWP 2017 yang dirangkum TribunnewsBogor.com.
1. Ditolak Ormas
Bang Japar Indonesia, Front Pembela Islam (FPI) Kemayoran, bersama sejumlah ormas, elemen masyarakat, dan Aliansi Masyarakat Kemayoran bersatu menolak penyelenggaraan DWP.
Penolakan dilakukan dengan alasan gelaran musik tahunan itu dapat merusak moral bangsa.

Beberapa ormas yang akan mendukung aksi tersebut, menurut Suhadi antara lain Muslim Kemayoran Bersatu, FPI, LPI, PWB, Formasi, IKBMK, LAKRI, GARDA FBR, Gemais Betawi, dan Majeis Taklim Kemayoran.
Bahkan ormas gabungan tersebut melakukan aksi kemarin, Kamis (14/12/2017) di depan lokasi yang bakal diselenggarakan DWP.
2. Didukung Sandiaga
Acara ini mendapatkan tanggapan positif dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Sandiaga menilai, DWP dapat berdampak baik bagi warga Jakarta karena berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan.