Kisah Miris Driver Ojek Online 'Dikerjain' Order Fiktif, Rugi Ratusan Ribu Hingga Takut Begal
Menurutnya, jika dijelaskan secara jelas dan terperinci perusahaan akan membantu untuk mengembalikan dana yang ia keluarkan itu.
Penulis: Aris Prasetyo Febri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Aris Prasetyo Febri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH – Pengemudi ojek online mengeluhkan kerap menerima pesanan fiktif dari penumpang yang tidak bertanggung jawab.
"Beberapa kali saya dapet order makanan fiktif, udah dibeli tiba-tiba hilang di cancel sama pembelinya," ujar Rahman (26) pengemudi ojek online, Rabu (14/3/2018).
Rahman mengatakan jika terjadi hal seperti itu, uang yang telah ia belanjakan tidak akan dikembalikan oleh toko.
"Akhirnya saya yang rugi, tapi kalau harganya lebih dari Rp 200 ribu saya ajukan refund ke perusahaan," ungkap Rahman.
Menurutnya, jika dijelaskan secara jelas dan terperinci perusahaan akan membantu untuk mengembalikan dana yang ia keluarkan itu.
"Tapi ribet aja mas kalau bolak balik ngurusnya, jadi saya suka bawa aja makanan itu buat keluarga di rumah," kata Rahman.
Berkaitan dengan pesanan fiktif, pengemudi ojek online lainnya, Taufik (29) mengatakan dirinya beberapa kali menerima order perjalanan main-main.
"Pas sampai di titik jemput orangnya enggak ada, atau ada juga yang dia order lokasi penjemputan dan tujuan itu di tempat yang sama," jelas Taufik.
Dari keterangannya, Taufik belum bisa mengetahui lokasi penjemputan sebelum dia menerima order pada aplikasinya.
"Kalau belum kita klik accept order itu belum muncul lokasi tujuannya mas," kata Taufik.
Hal tersebut lah menurutnya yang membuat Taufik selalu bertanya lokasi tujuan terlebih dahulu kepada penumpang melalui fasilitas chat di aplikasi.
"Jadi sebaiknya jangan salah paham dulu kalau kita tanya tujuannya kemana, pakai baju apa, jemputnya dimana, itu karena saya mau mastiin ini order beneran atau fiktif," ungkap Taufik.
Baik Rahman mau pun Taufik, keduanya mengaku dirugikan dengan adanya order fiktif ketika mereka sedang bekerja.
"Selain rugi uang, saya juga jadi rugi waktu mas, kan sayang waktunya kebuang cuma buat antri makanan yang enggak jadi dibeli," kata Rahman.
Lebih dari pada itu, Taufik merasa khawatir akan keselamatan dirinya ketika mengambil order yang ternyata fiktif.
"Kalau ternyata yang order itu sengaja mau begal atau ngerampok kan jadi was-was sayanya mas," ujar Taufik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/ojek-online_20180314_150015.jpg)