Pembobol Situs Pemerintah AS yang Libatkan FBI Ternyata Mahasiswa Aktif di Surabaya, Ini 6 Faktanya

AKBP Roberto Pasaribu menyampaikan para tersangka dapat mengeruk uang dari para korban hingga Rp 200 juta.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Ilustrasi Hacker 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM --  Sebanyak tiga hacker (peretas) asal Surabaya ini membuat kejutan.

Ketiganya nekat menjebol sistem keamanan situs digital di 44 negara, termasuk milik pemerintah Amerika Serikat (AS).

Hal itu bahkan hingga melibatkan FBI yang meminta bantuan Polri.

Hal itu pun membuat publik penasaran, seperti apa ketiga kacher tersebut sehingga membuat FBI sampai turun tangan.

Berikut ini fakta-faktanya dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribunjteng.com.

Baca: Rumah Hanya untuk Simpan Barang, Biaya CW Tinggal Di Hotel Jakarta 10 Tahun Capai Rp 12 miliar

1. Ketiganya adalah mahasiswa IT

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menyebut tersangka NA (21), KPS (21), dan ATP (21), membobol 600 situs di 44 negara.

Ketiganya merupakan mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya dan anggota komunitas hacker Surabaya Black Hat atau SBH.

"Jadi, tiga pelaku merupakan mahasiswa jurusan IT sebuah perguruan tinggi di Surabaya," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/3/2018).

2. Menggunakan metode SQL

Mereka melancarkan aksinya menggunakan metode SQL injection untuk merusak database.

Argo mencontohkan, mereka mampu meretas sistem keamanan IT perusahaan di Indonesia, kemudian mengirimkan peringatan melalui surat elektronik.

Para pelaku meminta tebusan ke perusahaan tersebut, jika sistem IT perusahaan yang diretas ingin dipulihkan seperti semula.

"Minta uang Rp 20 juta sampai Rp 30 juta. Itu dikirim via PayPal. Kalau tidak mau bayar sistem dirusak," ujar Argo.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved