Beda Nasib 2 Penyumbang Dana Pembelian Pesawat RI Pertama, Tagih Hutang dan Ajukan 3 Permintaan
Nyak Sandang merupakang warga Aceh yang turut menyumbangkan hartanya kepada pemerintah agar bisa membeli pesawat terbang pertama di Indonesia.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Lain Maksun lain pula Nyak Sandang.
Keduanya memang sama-sama warga Aceh.
Nyak Sandang merupakang salah satu warga Aceh yang turut menyumbangkan hartanya kepada pemerintah agar bisa membeli pesawat terbang pertama di Indonesia.
Pun demikian Maksun (61) yang mempunyai bukti bahwa sang ayah, Mak Din.
Menurut Maksun, ada surat wasiat milik ayahnya berupa catatan atau bukti surat uang pinjaman nasional dari rakyat Aceh untuk membeli dua pesawat bagi perjuangan Negara Republik Indonesia di awal kemerdekaan.
Baca: Digosipkan Jadi Simpanan Datuk Asal Malaysia, Ini Sosok Pria Tajir yang Jadi Kekasih Lucinta Luna
Nyak Sandang
Melansir Kompas.com, Nyak Sandang ikut menyumbangkan harta kekayaannya kepada pemerintah agar bisa membeli pesawat terbang pertama di Indonesia.
Ia bercerita, hal itu berawal dari kunjungan proklamator Soekarno ke Aceh pada tahun 1948.
Saat itu, Soekarno sedang mencari dana untuk pembelian pesawat pertama pasca-kemerdekaan RI.
Nyak Sandang yang saat itu berusia 23 tahun kemudian menjual sepetak tanah dan 10 gram emas dengan harga Rp 100.

Nyak Sandang pun menyerahkan hasil penjualan hartanya itu kepada negara.
Saat itu, Soekarno menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebesar SGD 120.000 dan 20 kilogram emas murni.
Baca: Pidato Prabowo Indonesia Bubar 2030, Presiden Tertawa, Anak Amien Rais Sependapat dengan Fadli Zon
Dengan uang itu, Soekarno membeli dua unit pesawat terbang yang masing-masing ia beri nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.
Kedua pesawat terbang itu merupakan cikal bakal maskapai penerbangan Garuda Indonesia.