Isi Puisi Setya Novanto Di Sidang Pembacaan Nota Pembelaan, Istri Usap Mata, Hakim Kerutkan Dahi
Pembacaan puisi menjadi penutup nota pembelaan atau pleidoi yang disampaikan Setya Novanto.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Terdakwa dalam kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP) Setya Novanto membacakan sebuah puisi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (13/4/2018).
Pembacaan puisi menjadi penutup nota pembelaan atau pleidoi yang disampaikan Novanto.
Saat mantan Ketua DPR itu membaca puisi, pengunjung sidang hening dan mendengarkan dengan saksama setiap kata yang diucapkan.
Ketua majelis hakim Yanto yang mempersilakan Novanto membaca puisi, dengan serius ikut memperhatikan.
Yanto sempat mengerutkan dahi dan tertegun di sela-sela Novanto membacakan puisi buatan Linda Djalil tersebut.
Istri Novanto, Deisti Astriani Tagor yang duduk di barisan paling depan bangku pengunjung sidang memberikan respons berbeda.
Baca: Berisi 89 Video Bugil Korban Napi Lapas Bandung, Begini Kondisi HP yang Digunakan Meraup Rp 800 juta
Baca: Tabrak Ojol Pakai BMW Tiara Ayu Tak Ditahan karena Ibu Cuci Darah, Ini Sumber Penghasilannya
Deisti tampak beberapa kali mengusap air matanya.
Berikut puisi tersebut:
Di Kolong Meja
Di kolong meja ada debu yang belum tersapu karena pembantu sering pura-pura tak tahu.
Di kolong meja ada biangnya debu yang memang sengaja tak disapu.
Bersembunyi berlama-lama karena takut dakwaan seru melintas membebani bahu.
Di kolong meja tersimpan cerita seorang anak manusia menggapai hidup, gigih dari hari ke hari meraih ilmu dalam keterbatasan.