Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kisah Mulyono, Petugas Damkar Yang Evakuasi Jasad Sang Istri, Sempat Tak Sadar Rumahnya Terbakar

Bapak dua putra itu sama sekali tidak menyangka bahwa panggilan darurat yang sampai di markas pagi itu berasal dari rumahnya sendiri.

Editor: khairunnisa
Dok Humas Pemkot Magelang
Mulyono (kemeja kotak-kotak) dan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito saat melihat kondisi rumah pasca musibah kebakaran, Jumat (13/4/2018). Musibah terjadi pada Kamis (12/4/2018), mengakibatkan istri Mulyono meninggal dunia. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Terpukul tapi harus tetap tegar.

Begitulah perasaan yang dialami Mulyono, petugas pemadam kebakaran yang harus mengevakuasi istrinya sendiri, Sri Rahayu, saat kebakaran menimpa rumahnya di Kampung Tidar Campur, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Wanita yang dicintainya itu meninggal dunia seketika.

Tubuhnya terbakar dan tertindih reruntuhan rumah ketika musibah itu terjadi, Kamis (12/4/2018) lalu.

"Jujur saya terpukul, menyesal, tapi saya harus tegar dan ikhlas, semua dari Allah," ujar Mulyono ditemui Kompas.com seusai menerima kunjungan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di rumah duka, Jumat (13/4/2018).

Mulyono merupakan Wakil Komandan Regu UPTD Pemadam Kebakaran Kota Magelang.

Saat musibah kebakaran itu terjadi, ia sedang menjalankan tugas piket di markas di Jalan Pahlawan, Kota Magelang.

Bapak dua putra itu sama sekali tidak menyangka bahwa panggilan darurat yang sampai di markas pagi itu berasal dari rumahnya sendiri.

Dengan sekuat tenaga dan hati, Mulyono masuk ke rumah yang sudah sebagian hangus terbakar itu.

Baca: Berapa Lama Manusia Dapat Bertahan Hidup Tanpa Minum Air ? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Saat Rumah Kebakaran Seketika dia mendapati sesosok mayat wanita yang dia yakini adalah istrinya.

Jasad itu dalam posisi telentang, badanya sudah tertindih reruntuhan dan lemari es yang meleleh.

"Saya langsung yakin itu istri saya. Saya kenal kakinya. Saya Langsung panggil teman-teman untuk mengevakuasi," kisah Mulyono.

Di mata Mulyono, istrinya adalah wanita yang ulet karena mau bekerja ikut membantu dirinya mencari nafkah.

Sri rela berjualan apa saja, mulai dari bahan pokok, bensin, ataupun sate ayam yang disetor ke pedagang angkringan dan sekolah-sekolah.

"Apa saja yang bisa menghasilkan dia akan kerjakan. Kalau pagi kami berangkat beriringan (naik motor), sampai di pertigaan dekat rumah itu kami berpisah, saya ke arah kantor, dia ke arah pasar untuk belanja," kenang Mulyono.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved