Kejar Target Peremajaan Kelapa Sawit, PT RPN Sebut Masih Ada Kendala di Level Administratif
Hal itu terbukti bahwa Indonesia menjadi negara terbesar penghasil dan pengekspore kepala sawit.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Perkebunan kelapa sawit memiliki peran penting dalam perekonimian Indonesia.
Hal itu terbukti bahwa Indonesia menjadi negara terbesar penghasil dan pengekspore kepala sawit.
Untuk terus meningkatkan produktifitas kelapa sawit perlu ada peremajaan kelapa sawit.
Atas dasar tersebut PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) mengadakan diskusi bertema Solusi percepatan pencapaian target peremajaan kelapa sawit, Riset Pekebunan Nusantara, untuk memperkuat peran industri sawit dalam pencapaian sustainable devplomenf goals.
Direktur Riset Dan Pengembangan PT Riset Perkebunan Nusantara Dr. Gede Wibawa mengatakan bahwa diskusi tersebut untuk mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang diahadapi di dalam peremajaan kelapa sawit.
"Nampaknya masih ada kendala baik di level administratif, di petani atau perbankan,"katanya di Kantor PT RPN Jalan Salak, Senin (14/5/2018).
Meski demikain dari hasil diakusi tersebut ditemukan beberapa inisiatif untuk memecahkan masalah dalam peremajaan sawit.
"Dalam diakusi ini untuk melakukan sosialisasi dalam penanganan masalah dalam menangani peremajaan," katanya.
Sementara itu Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menjelaskan bahwa ada 14 juta hektar lahan perkebunan sawit di Indonesia yang terdata.
Dari jumlah tersebut nantinya akan ada peremajaan tanaman sawir untuk meningkatkan produktifitas
"Kalau peremajaan itu mengganti tanaman yang sudah ada sudah tua untuk meningkatkan produksifitas, jadi dengan lahan yang tetap tapi produksi meningkat," katanya.
Dari target yang dietapkan pemeruntah ada 2,4 juta hektar.
Namun peremajaan tersebut akan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan yang ditentukan oleh pemerintah.
"Target ada 2,4 juta hektar tetapi secara bertahap, seperti 185 ribu hektar tahun ini, tahun depan 200 ribu, kemudian kedepan 400 hektar," katanya.
Saat ini pihaknya juga sedang menyiapkan peremajaan tersebut untuk bisa mencapai target yang ditentukan.
"Sekarang bagaimana kita bisa mencapaintahapan itu dengan baik, Apakah itu dari benih nya, calon petaninya, atau calon lahannya, Itu yang kita bahas saat ini produktifitas dan produksi,"katanya.