Begini Cara Anton Doktrin Anak-anaknya Jadi Teroris, Diberi Tontonan Video Jihad Sejak Kecil

Untung saja, HAR teguh dengan pendiriannya dan menolak doktrin kebohongan yang diberi Anton dan Puji kepada tiga adiknya.

Editor: Vivi Febrianti
(dok. Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri)
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (15/5/2018). Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo. Selasa (15/5). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- HAR (17), anak terduga teroris di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, memilih hidup di jalannya sendiri tanpa mengikuti paham yang diberikan ibu dan ayahnya, Anton Febrianto dan Puspitasari.

Ia menolak doktrin orang tuanya untuk menjadi teroris, seperti yang didapat ketiga adiknya, AR (15), FP (11) dan GHA (10).

HAR memilih tinggal bersama sang nenek dan menyelesaikan sekolahnya.

Hal itu diketahui dari penjelasan Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin di Media Center Polda Jatim, Selasa (15/5/2018).

"Ada satu anak dewasa yang di Rusun Wonocolo itu menolak ikut ajaran dari orangtuanya," kata ujar Machfud, mengutip dari TribunJatim.com.

"Ia memilih untuk tetap bersekolah dan ikut dengan neneknya," tambahnya.

Kapolda Jatim menjelaskan, satu cara pendoktrinan agar anak-anak mau sejalan dengan orang tuanya adalah dengan memperlihatkan video jihad secara rutin.

Baca: Nasib Ais Kian Miris, Tak Ada Satu Pun Keluarga yang Mau Menemani Hingga Ditinggali Utang Besar

Baca: Begini Ekspresi Mulan Jameela Saat Ahmad Dhani Posting Fotonya dengan Maia Estianty, Gak Diajak?

Baca: Tetangga Sebut Terduga Teroris Jarang ke Masjid Hingga Cara Aneh Sang Istri Ketika Beli Sayur

Hal itu dilakukan untuk membentuk ideologi anak.

"Seperti rajin memberikan tontonan video jihad kepada anak-anak untuk membentuk ideologi sejak dini. Cara ini dilakukan oleh semua pelaku, mereka satu jaringan," kata Machfud.

"Dan rutin hadir di pengajian rumah Dita (pelaku bom tiga gereja di Surabaya)," tambahnya.

Untung saja, HAR teguh dengan pendiriannya dan menolak doktrin kebohongan yang diberi Anton dan Puji kepada tiga adiknya.

Kini, orang tua HAR sudah tiada. Anton dan Puji tewas akibat bom yang meledak di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo.

Ya, bom itu adalah bom mereka sendiri.

Insiden tersebut terjadi di malam setelah ledakan bom di tiga gereja Surabaya, Minggu (13/5/2018).

Selain menewaskan Anton dan Puji, bom tersebut juga menewaskan adik HAR, AR.

Pada saat insiden, HAR diketahui juga ikut menolong dua adik bungsunya yang terkena ledakan bom.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Satu Anak Anton Tolak jadi Teroris, Ternyata Begini Cara Orang Tuanya dalam Mendoktrin

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved