20 Tahun Reformasi
Kisah Soeharto Ditolak 14 Menteri Untuk Bentuk Kabinet Reformasi Sehari Sebelum Lengser
Mereka bahkan secara implisit meminta Soeharto untuk mundur. Rencana Soeharto untuk membuat Kabinet Reformasi pun pupus.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kisah kejatuhan rezim Orde Baru pada 20 tahun lalu tidak bisa dilepaskan dari aksi penolakan 14 menteri terhadap rencana Presiden Soeharto yang terjadi pada 20 Mei 1998.
Saat itu, 14 menteri di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita menolak masuk ke dalam Komite Reformasi atau Kabinet Reformasi hasil reshuffle.
Padahal, perombakan kabinet atau Komite Reformasi diyakini sebagai salah satu cara Soeharto untuk "menyelamatkan diri" atas tuntutan mundur terhadapnya, seiring tuntutan reformasi yang semakin besar.
Saat itu, kondisi politik dan ekonomi memang tidak menguntungkan Soeharto, terutama pasca-Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 dan kerusuhan bernuansa rasial pada 13-15 Mei 1998.
Baca: Terserang Penyakit Kanker Kulit, Menantu Hatta Rajasa Sudah Tunjukkan Tanda-Tanda Sejak Bulan Maret
Para mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi juga sudah menguasai gedung DPR/MPR sejak 18 Mei 1998.
Mereka menuntut dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR dengan agenda pencopotan Soeharto.
Dilansir dari dokumen Kompas yang terbit 27 Mei 1998, penolakan 14 menteri ini bermula pada pukul 14.30 WIB.
Empat belas menteri bidang Ekuin itu mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas.
Hanya dua menteri yang tidak hadir, yaitu Menteri Keuangan Fuad Bawazier dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Muhammad Hasan alias Bob Hasan.
Baca: 4 Hal yang Dialami Menantu Hatta Rajasa Sebelum Meninggal, Ini foto-Foto Saat Sudah Dikafani
Ke-14 menteri yang menandatangani, sebut saja Deklarasi Bappenas itu, secara berurutan adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno Hadihardjono, Haryanto Dhanutirto, Justika S Baharsjah.
Kemudian, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi MBA, Theo L Sambuaga, dan Tanri Abeng.
Penolakan ini menambah kekecewaan Presiden Soeharto.
Baca: Sebelum Meninggal, Ini Benda yang Selalu Digunakan Menantu Hatta Rajasa, Pertanda ?
Sebab, sebelumnya Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Abdul Latief telah mengirimkan surat permintaan pengunduran diri dari Kabinet Pembangunan VII.
Surat itu sendiri belum dijawab Soeharto hingga detik-detik akhir dia menjabat presiden.
Habibie dikabarkan mundur