Penyematan Satya Lancana Sujana Utama untuk 3 Guru Besar IPB

Rektor IPB , Dr. Arif Satria berkesempatan memimpin Sidang Terbuka Orasi Ilmiah Guru Besar ini.

Editor: Yudhi Maulana Aditama
Humas IPB
Penyematan Satya Lancana Sujana Utama untuk 3 Guru Besar IPB 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Sidang Terbuka IPB khusus Orasi Ilmiah Guru Besar yang bertempat di Kampus IPB Dramaga (5/5/2018).

Ketiga Guru Besar IPB tersebut adalah Prof. Yusli Wardianto dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, Prof. M Faiz Syuaib dari Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) IPB, dan Prof Husin Alatas dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Rektor IPB , Dr. Arif Satria berkesempatan memimpin Sidang Terbuka Orasi Ilmiah Guru Besar ini.

Orasi Guru Besar terbagi ke dalam tiga sesi. Sesi pertama diawali orasi Prof. Yusli yang memaparkan tentang “Sumberdaya Krustasea Indonesia, Biodiversitas dan Bioinformasi sebagai Dasar Pengelolaan Berkelanjutan”.

“Indonesia sebagai negara maritim memiliki kekayaan sumberdaya hayati laut yang begitu tinggi nilainya. Khususnya sumberdaya krustasea dengan penekanan pada biodiversitas dan bioinformasi (informasi biologi) bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya krustasea yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia yang tertuang pada Sustainable Development Goals poin ke -14, yaitu melestarikan dan memelihara penggunaan sumberdaya udara, laut, dan bahari untuk pembangunan yang berkelanjutan,” jelas Prof Yusli.

Sementara itu, pada sesi selanjutnya, Prof. Faiz menjelaskan terkait “Rekayasa Faktor Manusia (Human Factors Engineering) untuk Peningkatan Produktivitas sesuai Karakteristik Petani Indonesia dan Sistem Kerjanya”.

Kencangnya laju modernisasi, industrialisasi, dan globalisasi memaksa orang untuk melakukan perubahan pada sistem, alat, dan metodologi kerja.

Tidak terkecuali pada sektor pertanian sebagai penyedia kesempatan kerja terbesar di Indonesia. Kebutuhan teknologi dan mekanisme yang terus berkembang tidak diimbangi dengan faktor unik manusia yang menyebabkan berbagai risiko akibat pekerjaan.

Rekayasa faktor manusia adalah disiplin ilmu yang menjadi solusi atas interaksi manusia terhadap sistem dan lingkungan kerjanya.

"Hal ini dapat mengambil peran yang sangat penting untuk perbaikan sistem kerja, mengurangi risiko akibat kerja, meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, juga untuk pemilihan, diseminasi, dan implementasi teknologi yang tepat dalam suatu sistem kerja,” ujar Prof Faiz.

Pada sesi orasi terakhir, Prof Husin Alatas menyampaikan topik tentang “Fisika dan Paradigma Kompleksitas serta Perannya Menuju Keilmuan Transdisiplin”.

Dalam beberapa abad terakhir, fisika telah mengalami empat revolusi besar. Keempat hal itu adalah lahirnya fisika kuantum, fisika relativistik, fisika nonlinear, dan terakhir pada ujung abad ke-20 adalah didiseminasikannya sains kompleksitas oleh ilmuwan-ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu dimana revolusi tersebut menghasilkan paradigma baru, yaitu kompleksitas ekologi, ekonomi, maupun sosial.

"Fisika harus mampu mereformasi diri dan menghilangkan sekat keilmuan untuk mulai berinteraksi dengan disiplin-disiplin ilmu lain sebagai upaya menjawab persoalan yang dihadapi peradaban saat ini terkait keberlanjutan bumi (earth sustainability) untuk menopang keberlangsungan umat manusia,” papar Prof Husin.

Orasi IImiah Guru Besar diakhiri dengan penyematan Satya Lancana Sujana Utama kepada ketiga guru besar IPB oleh Ketua Dewan Guru Besar IPB, yaitu Prof. Muh. Yusram Massijaya.

Orasi Ilmiah ini terselenggara atas kerjasama Direkrorat Administrasi Pendidikan dan Penerimaan Mahasiswa Baru (Dit APPMB) dan Dewan Guru Besar (DGB) IPB.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved