Jembatan Kanggraksan di Jalur Pantura Cirebon Horor Dilewati Oleh Pemudik

Saat truk atau bus melintasi jembatan, guncangan kerasnya bisa segera dirasakan pengendara lain yang melintas.

Editor: Damanhuri
Tribun Jabar
Sambil menunggu lampu hijau, kendaraan berhenti sebelum Jembatan Kanggraksan, Cirebon. TRIBUN JABAR 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -  Sejumlah perbaikan masih terus dikebut di jalur mudik Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat. Namun, hingga pekan kedua Ramadan, sejumlah titik di jalur ini masih dalam kondisi rawan untuk dilalui.

Salah satunya Jembatan Suba atau Jembatan Kanggraksan, yang berada di Simpang Empat Kanggraksan-Brigjen Dharsono, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Jembatan yang membentang sepanjang 100 meter itu ambles beberapa sentimeter di beberapa bagian. Sejauh ini, perbaikan baru dilakukan pada sisi jembatan untuk lalu lintas dari arah barat menuju Jawa Tengah. Adapun sisi jembatan untuk lalu lintas arah sebaliknya, kondisinya masih rusak.

Pemkot Cirebon akhirnya memindahkan lampu lalu lintas dari arah Jateng sebelum jembatan karena kondisinya yang sudah rawan. Kendaraan tak boleh berhenti di tengah jembatan karena dikhawatirkan membahayakan konstruksinya.

Saat truk atau bus melintasi jembatan, guncangan kerasnya bisa segera dirasakan pengendara lain yang melintas.

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Cirebon, Hanry David, mengatakan, Jalan Brigjen Darsono, tempat jembatan itu berada, adalah jalan nasional. Itu sebabnya, perbaikan Jembatan Kanggraksan bukan kewenangan pemerintah daerah, melainkan pemerintah pusat.

"Kondisi jembatan ini memang kami khawatirkan," ujar Hanry.

Meski ambles di Jembatan Kanggraksan sudah parah, Hanry mengatakan jembatan ini masih dapat dilewati. Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan yang melintasi jembatan, Hanry sudah meminta aparat kepolisian untuk mengalihkan arus.

"Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian kalau kendaraan padat bisa dialihkan. Terutama yang menuju ke Jateng. Jadi, nantinya dari Perempatan Kanggraksan ini akan pakai jalur alternatif," katanya.

Pengalihan arus akan dilakukan jika kemacetan terjadi dari Terminal Harjamukti sampai Perempatan Kanggraksan.

Jalur alternatif yang akan dilalui adalah Jabang Bayi, lalu Kesambi, Darajat, sampai ke Perumnas, dan keluar kembali di Jalan Brigjen Darsono. Ia meminta pengendara mengikuti rambu-rambu yang ada.

"Kalau macet di situ (di tengah jembatan), ngeri juga. Sudah di atas 30 tahun umurnya. Jadi, memang sudah harus diperbaiki," katanya.

Kengerian yang sama dirasakan saat melintas di Jembatan Ender, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Guncangan akan sangat terasa saat kendaraan besar melintas. Namun di Jembatan Ender kendaraan tak banyak berhenti seperti di Jembatan Kanggraksan.

Kaur Umum Desa Ender, Hadi (42), mengatakan Jembatan Ender terakhir kali diperbaiki sekitar 15 tahun yang lalu. Perbaikan jembatan dilakukan dengan membuat jembatan baru yang kini digunakan untuk dilalui kendaraan yang mengarah ke Jakarta dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

"Dulu, kan, cuma satu jembatan. Sekarang jadi dua. Nah, perbaikan jembatan itu pas nambah jembatan di sisi satunya lagi. Kalau usia jembatan yang di sisi satunya sudah lebih dari 40 tahunan. Malah sebelum saya lahir sudah ada jembatannya," ujar Hadi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved