Kalapas Sukamiskin Ditangkap KPK

Mantan Napi Korupsi di Lapas Sukamiskin Heran Banyak barang Mewah, Padahal Kamarnya Kecil

Pria yang pernah menjabat sebagai bupati di daerah Jawa Barat ini menganggap hal tersebut tak lazim.

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Soewidia Henaldi
Tribun Jabar/Mega Nugraha/Daniel Andreand Damanik
Barang-barang yang disita dari ruang tahanan napi korupsi di Lapas Sukamiskin, Bandung 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ruang tahanan yang dihuni para narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin, Bandung digeledah petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penggeledahan tersebut menyusul operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait praktik suap pemberian fasilitass mewah kepada para napi korupsi.

hasilnya, Kalapas Sukamiskin, Wahid Husein ditangkap KPK karena diduga menerima suap dari seorang narapidana korupsi, Fahmi Darmawansyah yang tak lain adalah suami dari Inneke Koesherawati.

Dari hasil rekaman yang diambil petugas KPK, terlihat sejumlah barang-barang mewah berada di dalam kamar napi.

Seperti AC, kulkas, kompor gas, tv LCD, dan lain-lain.

Seorang mantan narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mengungkapkan keheranannya terkait temuan barang-barang mewah tersebut.

Pria yang pernah menjabat sebagai bupati di daerah Jawa Barat ini menganggap hal tersebut tak lazim.

Ia yang bebas pada 2016 menyebut, ‎di zamannya, tidak ada hal-hal aneh seperti yang terjadi saat ini.

Terungkap ! Ini yang Membuat KPK Bawa Inneke Koesherawati usai Lakukan OTT di Lapas Sukamiskin

Kronologi OTT KPK Kalapas Sukamiskin, Petugas Temukan Rp 139 Juta dan Fasilitas Mewah di Sel Fahmi

"Kalau pakai AC, Lapas Sukamiskin itu arsitektur Belanda, didesign supaya sirkulasi udaranya bagus. Kalau siang memang panas, tapi kalau jendela dibuka, angin masuk ruangan bisa segar, udara bagus. Kalau malam pasti dingin,‎ kan namanya juga Bandung," ujar mantan terpidana kasus korupsi yang meminta identitasnya tidak disebutkan karena saat ini sedang fokus ibadah, dikutip dari Tribun Jabar.

Dia berasal dari Jawa Barat (Jabar),‎ mantan bupati di sebuah daerah di Jabar, dihubungi Tribun via ponselnya, Senin (23/7/2018).

Tribun sempat menanyakan soal informasi jual beli fasilitas kamar tahanan.

Ia mengaku tidak membayar puluhan juta hingga ratusan juta rupiah untuk mendapatkan fasilitas.

"Di zaman saya pertama masuk itu ada admisi orientasi untuk meningkatkan kedisiplinan. Kemudian pendalaman agama, bagi muslim belajar dan baca lagi Alquran, dites mengaji sampai bisa. Kemudian ada pesantren lapas, kebetulan saya yang mengkoordinasikannya, tiap hari dari tingkat 1 sampai 3 pesantrennya," ujar dia.

KPK : Napi Lapas Sukamiskin Bayar Rp 200 juta - Rp 500 juta untuk Dapat Fasilitas Mewah

Didera Kasus Korupsi Hingga Pembunuhan, Ini Pesan Soeharto Kepada Tommy : Sing Sabar

‎Terkait barang-barang elektronik yang disita Dirjen Pas dari kamar tahanan seperti kulkas, TV dan lain sebagainya, ia mengaku tidak habis pikir terpidana memasukkan kulkas.

"Soalnya kamarnya kecil, luasnya tidak lebih dari 5 meter persegi. Kalau anda pernah melihat kamarnya Bung Karno di Lapas Sukamiskin, ruangan kami kira-kira luasnya seperti itu. Makanya saya heran, ruangan sempit kok harus masukkan kulkas," katanya.

Kemudian soal TV. Lima tahun menjalani pidana di lapas khusus tersebut, ia menyebut TV ada di tiap blok di luar kamar.

"Sehingga kami nonton TV di luar," ujar dia.

Inneke Koesherawati saat meninggalkan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (21/7/2018).
Inneke Koesherawati saat meninggalkan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (21/7/2018). (Tribunnews.com/Jeprima)

Dikembalikan ke Standar

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan pihaknya meminta agar fasilitas yang ada dalam sel dikembalikan sesuai standarnya.

"Seluruh sel di Lapas Sukamiskin dan lapas-lapas lainnya semestinya dikembalikan sesuai standar," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Minggu (22/7/2018).

Febri menuturkan harus ada pembenahan Lapas secara serius pascaoperasi tangkap tangan yang dilakukan penyidik KPK.

Diusir Iis Dahlia karena Tak Pakai Makeup, Begini Nasib Peserta Audisi KDI Waode Sofia

Tidak hanya itu, KPK juga mengingatkan agar Kalapas di seluruh Indonesia tidak melakukan hal serupa.

Karena KPK tidak akan tinggal diam.

KPK juga tidak segan menjebloskan para Kalapas yang termasuk penyelenggara negara itu ke tahanan.

"KPK kembali mengingatkan, agar pembenahan secara serius dilakukan segera. Kita harus berhenti hanya menyalahkan oknum apalagi jika sampai menggunakan dalih-dalih pembenaran-pembenaran terhadap kondisi yang ditemukan tim KPK dalam kegiatan tangkap tangan," kata Febri.

(TribunJabar.id/Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved