Tsunami di Banten dan Lampung

Tergulung Tsunami Banten saat Nonton Seventeen, Slamet Mengaku Dengar Suara Bisikan Hingga Tersadar

Slamet Purwanto, saat ia itu tengah menikmati pertunjukan dari Band Seventeen di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten bersama ratusan karyawan PT PLN

Penulis: Damanhuri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Kolase TribunBogor/ATC/Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Slamet yang bekerja sebagai karyawan Staf Pemeliharaan gardu induk PLN ini merupakan korban selamat hantaman Tsunami yang menerjang Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam. 

Ia mengaku, saat itu ia mendengar suara bisikan cukup keras ketika sudah pasrah saat bencana Tsunami menghanyitkannya.

Slamet Purwanto mengaku terkejut mendengar suara putranya, Afdan Latief yang berusia 3 tahun memanggil namanya.

Panggilan suara anaknya itu memintanya bangun dan segera sadar.

"Yah (ayah), bangun yah. Ayah bangun, bangun yah," tutur Slamet dengan air mata bergenang di kelopak mata saat mengulang bisikan anaknya itu.

Seketika, ia pun langsung tersadar lantaran teringat anaknya yang selalu memanggilnya ayah ketika bertemu di rumah.

"Setelah itu saya langsung sadar dan saya bernafas, setelah saya bernafas teryata bukan udara yang saya hirup, tapi air laut," ungkapnya lelaki yang bekerja sebagai karyawan Staf Pemeliharaan gardu induk PLN ini.

"Kalau enggak ada suara anak saya itu, suara anak saya yang membuat saya tiba-tiba sadar dan terbangun. Karena anak saya kan denger suaranya, umur 3 tahun, saya sadar itu, kalau enggak ada panggilan itu saya enggak tau deh," tambahnya.

AA Jimmy Meninggal Dunia, Ini Sederet Artis yang Turut Jadi Korban Tsunami Anyer di Banten

Waryani Teriak di Tengah Jenazah Sambil Bopong Suami, Selamat Dari Tsunami Usai Tersangkut Pohon

Dengan kemampuan renangnya, ia berusaha menggapai permukaan laut.

Sesampainya di permukaan, ia meraih sebuah balok berukuran 3 meter untuk dijadikan pelampung. Meski begitu, ia sempat tak tau arah tujuannya untuk menyelamatkan diri.

Gelap dan teriakan minta tolong terus terdengar saat Slamet berusaha menyelamatkan diri sambil berenang.

Ia sempat menolong salah satu perempuan yang merupakan panitia penyelenggara acara getring PLN itu.

"Saya berenang, alhamdulillah saya bisa berenang, kondisi gelap. Saya tidak tahu darat itu di sebelah mana. Saya cuma lihat ada cahaya patokannya itu pasti darat. Saya langsung kesana, fokusnya kesana," ujarnya.

"Di sekeliling saya banyak minta tolong-tolong terus hilang, tinggal suara satu aja, saya nolongin orang, tau itu cowok atau cewek, saya sodorkan papan itu ke dia trus saya suruh dia pegang trus saya tarik. Saya tanya, mba siapa namanya, Vira. Bisa berenang tidak, enggak, saya terus berupaya bawa ke darat," ungkap Slamet.

Saat ini, Slamet dan 17 orang karyawan PT PLN masih mendapat perawatan intensif di RS Puri Cinere.

Slamet Purwanto tampak terlihat masih berbaring lemas di ruang perawatan bernomor 529, Rumah Sakit Puri Cinere, Depok Jawa Barat, Senin (24/12/2018) siang.

51 jenazah korban gelombang tsunami Anyer yang berada di Puskesmas Carita, Kabupaten Pandeglang, Minggu (23/12/2018).
51 jenazah korban gelombang tsunami Anyer yang berada di Puskesmas Carita, Kabupaten Pandeglang, Minggu (23/12/2018). (istimewa)
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved