Ketua Dewan Pengawas BPJS TK Beberkan Kronologi Dugaan Tindak Asusila Terhadap RA

Secara spontan, ia pun meminta RA mengundurkan diri saja kalau memang merasa tidak cocok dengan SAB.

Editor: Ardhi Sanjaya
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Guntur Witjaksono di sebuah Hotel di Kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (11/1/2019). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kejadian dugaan tindak asusila yang menimpa asisten ahli berinisal RA dimulai tanggal 28 November 2018.

Diketahui, RA diduga menjadi korban tindak asusila yang dilakukan SAB, mantan Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK).

 
Ketua Dewan Pengawas BPJS TK Guntur Witjaksono menceritakan bagaimana kejadian saat itu.

Menurut Guntur, saat itu RA menghampirinya sambil menangis.

RA mengatakan kepadanya kalau dirinya baru saja dimarahi SAB yang merupakan atasannya.

"Pada saat kejadian tanggal 28 November 2018, dia menghadap ke saya ketika saya akan rapat, dalam waktu yang sangat singkat, dengan menangis menyatakan beliau dimarahi dengan keras oleh SAB. Sampai mau dilempar gelas," kata Guntur di Hotel yang berada di Kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (11/1/2019).

Ketika itu, ia pun langsung ingat dengan anaknya yang juga ingin mengundurkan diri karena tidak cocok dengan atasannya.

Secara spontan, ia pun meminta RA mengundurkan diri saja kalau memang merasa tidak cocok dengan SAB.

"Saya tahu SAB pemarah sekali dan sudah berkali-kali marah di mana-mana. Semua orang tahu saya kira. Spontan saya bilang, kamu mundur saja kalau kerja tertekan itu yang saya katakan. Dan dia ceritakan masalahnya karena paspor dan sebagainya karena saya tidak punya waktu lagi saya meninggalkannya untuk rapat," kata Guntur.

Kemudian setelah rapat, sekira pukul 18.00 WIB ia mendapat laporan bahwa RA mulai mengunggah chat yang menurutnya tidak senonoh.

Ia pun terkejut dan meminta sekretaris Dewan Pengawas untuk mengingatkan RA agar tidak mengunggahnya lagi.

Pada malam harinya Guntur kemudian mendapat pesan Whats App dari SAB yang mengakui punya hubungan khusus dengan RA.

"Ketika malam, saya sudah di rumah saya mendapat WA dari SAB. WA itu dikirim ke saya dan Pak Dirut, menyatakan langsung merujuk kepada postingan-postingan tersebut kalau SAB mengakui terjebak dalam hubungan khusus pada malam itu," kata Guntur.

Keesokan paginya hal itu kemudian dibawa ke rapat Dewan Pengawas.

"Rekomendasinya diingatkan (kepada RA) agar jangan posting terus. Karena keluar terus postingan itu. Rapat Dewas itu memutuskan untuk kita berikan skors (kepada RA)," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved