Putra Kiai Maruf Amin Ungkap Abah Sedih Ditinggal Wafat Istri, Gus Syauqi: Sangat Kehilangan Sekali

Putra Kiai Maruf Amin yang ke-5, Gus Syauqi ungkap kesedihan Abahnya ketika ditinggal wafat istri pertama.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
KOMPAS.com/Kristian Erdianto
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Maruf Amin saat ditemui usai dialog kebangsaan Muslimat NU dengan tema Pancasila, Agama dan Negara di Hotel Crowne Plaza, Jakarta Selatan, Senin (27/3/2017). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kamis (9/8/2018) petang adalah hari yang mengubah kehidupan Ahmad Syauqi, anak kelima Calon Wakil Presiden Kiai Maruf Amin.

Dalam wawancaranya secara eksklusif kepada Tribunnews, Gus Syauqi, panggilan akrab Ahmad Syauqi ini membicarkan perihal keputusan Abah yang maju sebagai calon wakilnya pada pemilihan presiden 2019.

Tak hanya itu, Gus Syauqi juga mengungkap kesedihan Kiai Maruf Amin yang ditinggal wafat istri pertama, sebelum menikah lagi dengan istri kedua.

Pada hari itu telepon Gus Syauqi, sapaannya, berkali-kali menerima pesan singkat WhatsApp.

Sejak saat itu Gus Syauqi selalu mengaktifkan telepon genggamnya dalam mode sunyi.

Hari itu adalah hari ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan Kiai Maruf Amin sebagai calon wakilnya pada pemilihan presiden 2019.

Pada saat yang bersamaan keluarga tidak ada yang mengetahui keberadaan Kiai Maruf Amin.

Jelang pengumuman tersebut Kiai Maruf Amin tidak berada di rumah karena pergi entah ke mana.

"Abah di suatu tempat," ujar Gus Syauqi menuturkan jawaban dari adik bungsunya yang tinggal serumah dengan Kiai Maruf Amin di Koja, Jakarta Utara.

 

Gus Syauqi menuturkan cerita situasi di keluarga Kiai Maruf Amin saat pengumuman tersebut saat berkunjung ke kantor redaksi Tribun, Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Gus Sauqi juga mengungkap identitas seorang Kiai Maruf Amin dari kaca mata seorang anak.

Putra KH Maruf Amin yang juga Ketua Dewan Pembina Master C19, Ahmad Syauqi, berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com di kantor Redaksi Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Putra KH Maruf Amin yang juga Ketua Dewan Pembina Master C19, Ahmad Syauqi, berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com di kantor Redaksi Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (7/2/2019). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Berikut ini petikan wawancara eksklusif Tribun dengan Gus Syauqi.

Putra Maruf Amin Ungkap Ayahnya Menghilang Sebelum Pengumuman

Ayahnya Maju Jadi Cawapres, Anak Maruf Amin: Abah Itu Semangatnya Luar Biasa

Paula Kaget Lihat Rafathar Ngelindur, Baim Wong Pergoki Raffi dan Gigi Pelukan saat Tidur: Lucunya

Gus, sering diskusi dengan Abah?
Saya jarang karena saya tinggal di Serang.

Bagaimana cerita dulu sebelum diajak Pak Jokowi?
Waktu itu posisi saya masih di Serang. Pukul 3 sore Abah hilang.

Jelang pengumuman Abad dijemput. Waktu itu ada adik saya yang bungsu.

Saya mencari Abah lewat adik saya, bilang saya ada perlu. Saya bertanya, "Abah di mana?" "Di suatu tempat," jawabnya.

 

Anak-anak tidak ada yang tahu?
Iya, tidak ada. Saya tahu waktu magrib, kok WA saya penuh, ping, ping, ping.

Sampai sekarang handphone saya silent.

Saya berpikir ada apa kok banyak WA masuk. Lalu saya lihat televisi.

Saya lihat pengumuman, betul atau tidak.

Saya paling belakangan ke rumah karena saya paling jauh. Pukul 02.00 pagi baru sampai rumah Koja, pagi baru bertemu Abah.

Anaknya Dibully Akibat Ahmad Dhani, Komentar Bijak Maia Estianty Ini Tuai Pujian: Mereka Tak Tahu

Ratna Listy Sebut Billy Syahputra Kena Pelet Mabuk Kepayang, Pacar Hilda Vitria: Jangan Sok Baik Deh

Asisten Bongkar Mantan Manajer Hobi Judi Saat Olga Syahputra Dirawat, Mak Vera: Senyum Lihat Gosip

Tahu dari televisi?
Iya, dari televisi. Kami semua tahu dari televisi. Waktu itu menghilang supaya tidak ramai. Tidak boleh memberi kabar ke mana-mana, takut menjadi blunder.

Jadinya adik saya ketika ditanya ya begitu saja. Ditanya di mana, dijawab di suatu tempat. Sampai sekarang saya tidak tahu di mana itu.

Kalau soal Abah menikah lagi?
Kalau itu saya yang menyuruh. Abah waktu itu merasa sangat kehilangan Ibu, sangat kehilangan sekali.

Saya punya pengalaman mertua saya meninggal setelah tiga bulan mertua saya menyusul.

Saya sedih. Kalau sedih terus takut jadi terus-terusan sedih. Jadi saya bicara dengan istri takutnya rekomendasi itu untuk saya (Gus Sauqi lalu tertawa).

Abah ini punya umat dan Beliau harus terus berjuang. Saya bilang ke Abah, "Abah, kalau mau menikah lagi monggo, saya carikan atau cari sendiri. Mau satu atau dua."

Sambil bercanda saya ngomong, "Satu, Pak? Tidak dua?" "Oh, nanti saya seperti pak itu," kata Beliau.

Alhamdulillah akhirnya bertemu karena sudah cocok.

Kita, anak-anak Beliau, berpikir kami tidak ada yang masih kecil lagi, kami semua sudah dewasa. Kami sepakat dulu orangtua yang mengerti kami, sekarang kami yang mengerti orangtua.

 

 

Sejak dulu Abah berprinsip antipoligami?
Beliau sayangnya sama istri. Beliau memang sayang istri. Ke mana saja Beliau pergi sering mengajak Ibu sekarang.

Kalau berputar-putar (bersafari, red) Beliau merasa nyaman karena bersama istri. Kalau tidak ajak istri, Abah pulang dulu, kan sayang istri.

Ibunda Marini Zumarnis Meninggal Diduga Akibat Stroke, Waspada Flu Akan Semakin Memperparah

Pamer Uang Capai Rp 5 Miliar, Nikita Mirzani Ngidam Masakan Hilda Vitria: Yang Pedes Kayak Mulut Lu

Istri Maruf Amin

Kiai Ma'ruf Amin ini diketahui menikah sebanyak dua kali.

Istri pertama Kiai Marif Amin ini bernama Siti Churriyah, namun meninggal tahun 2013.

Tak berapa lama setelah istri pertama meninggal, Maruf Amin lantas menikah lagi dengan wanita yang 30 tahun lebih muda.

Maruf Amin saat menikah lagi dengan Wury Estu
Maruf Amin saat menikah lagi dengan Wury Estu Handayani (istimewa)

Wanita tersebut bernama Wury Estu Handayani yang dinikahi Maruf Amin tahun 2014.

Maruf Amin dan Wury Estu Handayani ini menikah usai menjalani proses taaruf yang cukup singkat.

Sebelum menikah dengan Maruf Amin, Wury Estu Handayani sudah menjanda 2 tahun, sedangkan Ma'ruf Amin menduda 7 bulan usai istri pertamanya, Siti Churiyah meninggal dunia.

Pernikahan Maruf Amin dengan kedua istrinya, dilansir dari Litbang Kompas menghasilkan 8 orang anak.

Diantaranya ada Hj. Dra. Siti Marifah, SH, Hj. Siti Mamduhah, SE, Siti Najihah, Hj. Siti Nur Azizah, Ahmad Syauqi, Ahmad Muayyad, Siti Hannah, dan Siti Haniatunnisa.

  (TribunBogor/Tribunews/rin)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved