Ramai Merekam Aksi Bunuh Diri di Lampung Tanpa Mencegah, Kenapa Sebagian Orang Tak Memiliki Empati?

Dalam rekaman tersebut, sejumlah suara perempuan sempat berteriak, "Kan dia loncat beneran, pas gue lagi midioin."

Editor: Yudhi Maulana Aditama
YouTube
Virel pemuda loncat dari gedung Mal di Bandar Lampung, orang-orang malah sibuk memvideokan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang pemuda menjatuhkan diri dari gedung swalayan di Kota Bandar Lampung, Jumat (22/2/2019) sekitar pukul 16.05 WIB.

Peristiwa tersebut sempat direkam video oleh seseorang dari dalam mobilnya dan terdengar suara si perekam tertawa-tertawa sambil mengatakan "Loncat, loncat".

Dalam rekaman tersebut, sejumlah suara perempuan sempat berteriak, "Kan dia loncat beneran, pas gue lagi midioin."

"Kan gara-gara ngejerit dia loncat beneran," kata sumber suara dalam rekaman yang beredar itu.

Heni, salah satu saksi mata mengatakan, ia sudah berupaya minta pertolongan pada petugas keamanan swalayan tersebut.

 Bahkan ia meminta pegawai toko untuk menyediakan matras-matras dagangannya agar korban bisa diselamatkan.

Sayangnya upaya tersebut tidak membuat orang sekitarnya segera bergerak.

"Bahkan saya melihat dari atas itu juga ada laki-laki yang berpakaian hitam, saya pikir dia bernegosisasi (dengan korban) supaya tidak bunuh diri tetapi malah ikutan mengambil gambar," kata Heni kepada Kompas.com, Jumat (22/2/2019).

Yang paling memprihatinkan, menurutnya lagi, setelah korban betul-betul terjatuh, tubuhnya langsung ditutup kardus.

Sementara itu, berdasarkan data KTP, korban tindakan bunuh diri berinisial TSR, laki-laki (21), warga Way Hui, Kabupaten Lampung Selatan.

Sangat disayangkan bahwa beberapa orang seakan-akan tak punya empati dalam melihat aksi bunuh diri orang lain itu.

Namun terlepas dari kasus ini, mengapa sebagian orang tak memiliki empati?

Meskipun manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, empati tidak datang secara alami kepada kita semua. Beberapa orang lebih berempati daripada yang lain.

Dalam kasus yang lebih ekstrem, beberapa orang menderita Empathy Deficit Disorder (EDD).

Dikutip dari Lifehack.org, empati adalah keterampilan bawaan dan keterampilan yang dipelajari yang dibentuk oleh bagaimana kita terhubung ketika kita dilahirkan, dan lingkungan kita sendiri serta pengalaman hidup.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved