Kasusnya Dibawa ke Dewan HAM PBB, Novel Baswedan Bilang Keadilan di Negeri Ini Buntu

Novel Baswedan menilai tidak ada kejelasan pengungkapan pelaku penyerangan terhadap dirinya.

Editor: Damanhuri
(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2/2018). Novel kembali ke Indonesia setelah sepuluh bulan menjalani operasi dan perawatan mata di Singapura akibat penyerangan air keras terhadap dirinya. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -  Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan langkah Amnesty International Indonesia yang telah membawa kasusnya dalam pertemuan Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Februari 2019 lalu menambah keyakinannya bahwa dirinya tidak sendiri.

Novel bBswedan menilai, pelaporan yang dilakukan Amnesty International Indonesia tersebut merupakan respon atas buntunya upaya mendapatkan keadilan di Indonesia.

Hal itu disampaikan Novel Baswedan lewat pesan Whats App kepada Tribunnews.com, Selasa (12/3/2019).

"Pelaporan ke (Dewan HAM PBB) Jenewa adalah respon atas buntunya upaya mendapatkan keadilan di negeri ini," kata Novel.

Ia menilai tidak ada kejelasan pengungkapan pelaku penyerangan terhadap dirinya.

Novel juga menilai pemerintah masih tetap bersikap diam seolah membiarkan atau tidak peduli terhadap kasus tersebut sampai dengan 700 hari setelah penyiraman air keras terhadapnya yang jatuh pada Selasa (12/3/2019).

"Tim gabungan yang dibentuk Kapolri belum terlihat hasil kerjanya dan tidak mau menunjukkan kesungguhannya mengungkap semua serangan terhadap insan KPK lainnya," kata Novel.

Karena itu, ia tetap mendesak Presiden RI Joko Widodo untuk mau membuka jalan pengungkapan dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang independen.

"Dan tidak tersandera dengan kepentingan politik serta hanya mengedepankan kepentingan keadilan dan kebenaran di atas segala kepentingan apapun," kata Novel.

Untuk itu ia berharap, Jokowi dapat lebih peduli lagi terhadap kasus serangan terhadapnya mengingat penyerangan tersebut dinilainya sebagai serangan terhadap upaya pemberantasan korupsi.

"Semoga Presiden (Joko Widodo) bersikap dengan sebagaimana mestinya untuk peduli dengan masalah serangan terhadap saya ini, dan serangan terhasap insan KPK lainnya yang harus dilihat sebagai serangan terhadap upaya pemberantasan korupsi," kata Novel.

Terkait perkembangan kesehatan matanya, Novel mengatakan dirinya baru saja pulang dari Singapura melakukan pemeriksaan rutin.

"Saya baru pulang dari kontrol ke Singapura. Hasilnya memang mata kiri saya yang dioperasi semakin baik, dan untuk mata kanan stabil. Alhamdulillah," kata Novel.

(Tribunnews.com, Gita Irawan)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved