Penembakan di Belanda
Pelaku Penembakan di Belanda Ditangkap, Pernah Terlibat Perkosaan Hingga Pengakuan Sang Ayah
Kerabat Gokmen Tanis di Turki, Rutte mengatakan kepada kanto berita Anadolu bahwa penembakan itu dipicu karena masalah keluarga.
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang pria diduga pelaku penembakan ke arah trem di Kota Utrecht, Belanda telah ditangkap petugas kepolisian.
Terduga Pelaku bernama Gokmen Tanis (37) yang merupakan warga Turki ditangkap setelah wajahnya terekam kamera CCTV.
Polisi pun menangkap pelaku penembakan di Belanda ini dalam waktu sekitar satu jam setelah peristiwa terjadi.
Dikutip dari Dailymail.co.uk, Gokmen Tanis melakukan serangan karena alasan cekcok keluarga.
Pelaku diduga ingin membunuh seoran kerabatnya yang berada di sebuah trem.
Namun, Gokmen Tanis malah menembaki dua orang lainnya yang berusaha melerai mereka.
Kerabat Gokmen Tanis di Turki, Rutte mengatakan kepada kanto berita Anadolu bahwa penembakan itu dipicu karena masalah keluarga.
Namun Badan Intelijen Turki langsung melakukan penyelidikan apakah serangan tersebut merupakan serangan terorisme atau bukan.
• Kemendagri Larang Kepala Daerah Keluar Negeri Jelang Hari Pemungutan Suara, Ini Alasannya
• UN Dihapus, Fadli Zon Singgung Terkait Bocoran Soal
• Jelajahi Angkor Wat, Candi Terbesar di Dunia dan Pernah Jadi Kota yang Hilang
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte mengatakan beberapa terluka dalam serangan trem.
Seorang saksi, Dick Van Dikkenburg mengatakan kalau polisi Polisi memintanya untuk masuk ke dalam rumah saya. Ada banyak petugas dan mereka juga memiliki drone yang terbang di atas.
Dalam penangkapan, Gokmen Tanis diseret keluar dari flat dengan todongan senjata dengan wajah tertutup, setelah petugas memanjat kawat berduri.
Sebelumnya, polisi mempublikasikan wajah foto Gokmen Tanis di Twitter dan meminta warga untuk menjauh darinya.
Polisi pun mengepung kota agar pelaku tak kabu.

Setelah Tanis 'ditangkap, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme' mengurangi ancaman ke tingkat Utrecht Ini membawa ancaman bagi Belanda sebagai keseluruhan agen anti-terorisme, kata Pieter-Jaap Aalbersberg.
Sementara itu, ayah dari tersangka mengatakan bahwa dia harus dihukum.