Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Cerita Pedagang Gemblong di Kota Bogor, Tetap Diminati Orang Tua, Tak Bisa Jangkau Pembeli Milenial

Setelah sekian lama menjajakan dagangannya, akhirnya ada pembeli yang mampir untuk membeli beberapa gemblong.

Penulis: Tsaniyah Faidah | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah
pedagang gemblong di Jembatan Penyeberengan Orang ( JPO ) Jalan Kapten Muslihat, Bogor Tengah, Kota Bogor 

Laporan Wartawan Tribunnewsbogor.com, Tsaniyah Faidah

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Penjaja gemblong masih banyak ditemui di kawasan Stasiun Bogor.

Membawa bakul biru berisi puluhan butir gemblong, mereka menjajakan dagangannya kepada orang-orang.

Sesekali diseruput air minum yang dibawanya dari rumah, manakala sudah berkali berteriak namun tak kunjung orang-orang mampir ke lapak mereka.

Ujang, seorang pedagang gemblong yang biasa mangkal di Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Stasiun Bogor mengatakan, meski penjual gemblong masih sering ditemukan, namun pembelinya tidak begitu banyak.

"Ya kadang pulang nggak habis," tutur dia sambil mengelap peluh yang mengucur di kulit cokelatnya, Senin (10/6/2019).

Setelah sekian lama menjajakan dagangannya, akhirnya ada pembeli yang mampir untuk membeli beberapa gemblong.

Ujang menjual gemblongnya seharga Rp 10.000 isi 6 butir.

"Kadang saya mangkal, kalau sepi saya keliling," ucap dia usai melayani pembelinya.

Jajanan tradisional yang manis legit ini lekat dengan panganan khas Kota Bogor.

Berbahan dasar tepung ketan dan kelapa yang dibaluri gula merah, membuat gemblong terlihat menggiurkan.

Kendati pedagang kerap mengeluhkan jumlah pembeli yang sepi, namun mereka masih bertahan meski diterpa berbagai jajanan kekinian yang merajai Kota Bogor.

"Gemblong biasanya dibeli sama orang tua-tua aja. Anak mudanya lebih milih cari oleh-oleh atau jajanan yang modern. Kayak kue-kuenya artis gitu," ungkap Ujang.

Menurut dia, seiring berkembangnya zaman, bentuk gemblong yang sederhana membuatnya tak nampak menarik.

Meski begitu, ia dan beberapa teman lainnya masih bertahan berjualan gemblong agar jajanan tradisional ini tidak hilang termakan masa.

"Kan sekarang zamannya makanan tradisional dibuat lucu gaya anak muda, mungkin nanti ada yang bisa bantu buat gemblong kayak gitu," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved