Pilpres 2019
Ungkit Faktor Prabowo Pilih Sandiaga Daripada AHY, Demokrat: Bukan Banyak Uang Tapi Elektabilitas
Menurut Jansen Sitindaon, Sandiaga Uno belum memiliki elektabilitas yang kuat meski punya banyak uang.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengkungkit faktor dipilihnya calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno.
Menurut Jansen Sitindaon, pihaknya sudah sejak awal tak setuju jika Prabowo Subianto berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Meski diakuinya kalau Sandiaga Uno memiliki banyak uang, tapi menurut Partai Demokrat, Sandiaga Uno belum memiliki elektabilitas yang kuat.
Hal itu disampaikan oleh Jansen Sitindaon dalam wawancara bersama Kompas TV, Senin (10/6/2019) pagi tadi.
Jansen Sitindaon membeberkan juga membeberkan faktor dipilihnya Sandiaga Uno Sebagai pasangan Prabowo Subianto.
Ia juga menyebut kalau Prabowo Subianto menolak Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresenya yang dicalonkan oleh Demokrat.
Menurut Jansen Sitindaon, jika Prabowo Subianto tidak menginginkan AHY, pihaknya bisa mencarikan pilihan yang lain.
Namun, Prabowo Subianto bersikeras ingin Sandiaga Uno yang jadi cawapresnya.
Ia menyebut kalau pihaknya menjadikan hasil survei sebagai panduan.
"Kami itu memang sangat percaya dengan survei, sebagai panduan kita untuk mengambil kebijakan dan keputusan," kata dilansir TribunnewsBogor.co dari tayangan Kompas TV, Senin (10/6/2019).
• Nasdem Sebut Sikap Demokrat-PAN Harus Jelas jika Gabung Koalisi Jokowi
• Sebut Partai Demokrat Habis-habisan Menangkan Prabowo, Jansen : Serius Tidak Bang Sandi Ini Maju ?
Menurutnya, berdasarkan survei saat itu, nama Sandiaga Uno belum muncul.
"Ketika itu Demokrat menyampaikan, Bang Sandi ini belum ada namanya, dalam survei-survei yang dikeluarkan oleh banyak lembaga survei itu belum bunyi namanya, belum muncul elektabilitasnya, apa kita mau paksakan ini?," ujar Jansen Sitindaon.
Ia memang mengakui kalau Sandiaga Uno memiliki banyak uang untuk modal.
Namun menurutnya, uang saja tidaklah cukup untuk memimpin Indonesia.
"Oke lah memang punya banyak uang, yang kita butuhkan untuk mengarungi politik Indonesia yang luas ini, 17 ribu pulau ini bukan banyak uang, tapi banyak elektabilitas," jelasnya.