LIPI Buka Ruang Pamer Manusia dan Lingkungan, Ada Display Diorama Kehidupan Manusia dan Lingkungan

Ruang pamer manusia dan lingkungan menampilkan bagaimana kehidupan manusia dari masa kemasa dengan lingkungannya.

Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (MUNASAIN) melaunching ruang pamer manusia dan lingkungan, Senin (29/7/2019). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugro

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai pengelola Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (MUNASAIN) melaunching ruang pamer manusia dan lingkungan, Senin (29/7/2019).

Sejak diresmikan tahun 2016 lalu, MUNASAIN terus berkembang menjadi satu-satunya museum tentang sejarah alam Indonesia dengan koleksi lengkap dan terkini terkait kekayaan tipe ekosistem dan sumber daya hayati Indonesia.

Satu diantara pengembangan Munasain adalah hadirnya ruang pamer manusia dan lingkungan.

Ruang pamer manusia dan lingkungan menampilkan bagaimana kehidupan manusia dari masa kemasa dengan lingkungannya.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa pengembangan Munasain merupakan pengembangan dari Museum Etnobotani Indonesia yang diresmikan 18 Mei 1982.

Setelah diadakan soft launching pada 31 Agustus 2016 dan melaunching pameran Ruang Introduksi pada 16 Mei 2018, Munasain sebagai museum nasional yang mengenalkan sejarah alam Indonesia, budaya, dan keanekaragaman hayati Indonesia terus mengembangkan fasilitasnya.

"Iya kalau fasilitas ini sudah dibuka untuk umum ya kita berharap ini bisa banyak dimanfaatkan publik oleh orang luar sebagai suatu platform untuk wahana eduwisata jadi wisata wisata yang berbasis edukasi," ujarnya disela sela acara peluncuran ruang pamre manusia dan lingkungan di Munasain, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bogor.

Handoko mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan pihaknya akan menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan fasilitas yang ada di museum.

"Karena untuk kemasan mungkin swasta lebih profesional, tapi kalau konten kan kita yang punya, untuk keahliaan kami punya tapi bagaimana mengemasnya ini untuk bisa dinikmati orang lebih bagus itu swasta yang bisa kita libatkan dan ini untuk keberlangsungan harus ada terus ya dan museum ini tidak akan berenti disini tapi akan terus berkembang," ujarnya.

Sementara itu Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati mengatakan bahwa Munasain memberikan informasi sejarah pembentukan Alam Indonesia yang mempengaruhi tipe-tipe ekosistem yang ada serta keanekaragaman hayati nusantara untuk dikenali, dipahami dan dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup dan kehidupan manusia.

“Munasain juga terus melakukan pengembangan, mulai dari tata ruang pamer, program publik, ruang publik, sampai dengan sarana dan prasarana museum,” katanya.

Tak hanya itu, untuk mendukung kemudahan akses maayarakat, kedepan pihaknya juga akan bekerjasama dengan pihak Kebun Raya Bogor untuk membuat tiket terusan.

Enny melanjutkan bahwa museum yang memiliki manfaat edukasi ini juga dihadirkan untuk menarik perhatian masyarakat agar ikut melestarikan alam.

"Manfaatnya untuk keanekaraman dan ilmu pengetahuan jadi untuk epedulian yang kita miliki ini terkait asal muasalnya dari alam, kemudian kita beraharap manusia bisa mengapresiasi dan menghargai alam dan nantinya sehingga masyarakat umum bisa ikut melestarikan dan aktif melestarikan alam," ucapnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved