Juru Kunci Makam Mbah Jepra Berharap Digaji Pengelola Kebun Raya Bogor

Sejak ditemukannya situs Ratu Galuh Mangku Alam, juru kunci tidak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Bogor maupun Kebun Raya Bogor

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Bima Chakti Firmansyah
TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya
Makam keramat yang berada di Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, ini lebih dikenal dengan makam Mbah Jepra, Jumat (3/10/2015). Juru Kunci Situs Ratu Galuh Mangku Alam, Abdurahman. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Juru kunci situs Ratu Galuh Mangku Alam di Kebun Raya Bogor, menghidupi keluarga dari uang sukarelawan peziarah.

Sejak ditemukannya situs Ratu Galuh Mangku Alam pada tahun 1946, juru kunci tidak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Bogor maupun pengelola Kebun Raya Bogor.

Juru kunci situs Ratus Galu Mangku Alam, Abdurahman, mengaku berpanghasilan hanya dari uang sukarelawan.

"Selama 23 tahun, sepeser pun saya tidak pernah dibantu pengelola," katanya.


TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya

Abdurahman yang merupakan penerus dari juru kunci pertama, yang tak lain ialah ayah kandungnya sendiri ini, mengabdi selam 23 tahun.

"Situs ini ditemukan sama bapak saya, Haji Rahmat yang dikenal pak Mamat," ujarnya.

Kemudian makam permaisuri Prabu Siliwangi Ratu Galuh Mangku Alam, dan Panglima dari Prabu Siliwangi Mbah Jepra, serta Sinopati Prabu Siliwangi, Mbah Ba'ul, ini dibangun pada tahun 1978.

"Kampung Bogor dulu yah disini, ini cikal bakalnya Bogor," terangnya.

Abdurahman, memiliki lima anak dan empat cucu.


TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya

Selama ini, walau hanya berpenghasilan dari sukarelawan, istri dan anak-anaknya tidak pernah mengeluh.

"Mereka sudah mengerti apa pekerjaan saya, kerjaan saya yah ini, hanya berzikir dan istirahat," katanya.

Pada umur 20 tahun, Abdurahman sempat menolak tawaran ayahnya untuk menjadi juru kunci.

Hanya saja, segala usaha yang dijalnkannya tidak pernah berjalan mulus.

"Sampai akhirnya, umur 32 saya tergerak sendiri untuk menjaga dan merawat komplek pemakaman ini," katanya.

Pekerjaan ini, tentu tidak mudah. Abdurahman, harus menjaga dan membersihkan halaman seluas 50 meter ini, seorang diri.

"Harapan saya sih inginnya digaji sama pihak Kebun Raya gitu. Jadi punya gaji tetap," harapnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved