Manusia Becak di Bogor
Baru Bisa Tidur, Kalau Warung Mie Aceh Itu Sudah Tutup
Nggak berani Aki tidur di jembatan situ kalau warung tenda sudah pada tutup, serem
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Suut Amdani
Laporan wartawan TribunnewsBogor.com, Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Pria yang tidur di atas becak, Daskim (64), baru bisa tidur, kalau warung yang digunakannya untuk membuka lapak sudah tutup.
Sebelum warung ditutup, Daskim duduk santai di atas becaknya sambil menikmati malam di trotoar, Jalan Paledang, Kota Bogor, Jawa Barat.
"Tidurnya nanti kalau warung mie aceh sudah tutup. Kalau tidur sekarang, takut warungnya keganggu," kat Daskim kepada TribunnewsBogor.com.
Berutung malam itu tidak turun hujan, sehingga Daskim bisa menikmati suasana malam di atas becaknya.
"Kalau hujan, ya mau tidak mau lapak tidurnya di pasang di sini. Di atas trotoar jembatan, di samping warung tenda," ujarnya.
Ketika warung tenda itu sudah tutup, Daskim buru-buru memindahkan becaknya ke depan warung mie aceh, tepat di depan Hotel Sahira.
"Nggak berani Aki tidur di jembatan situ kalau warung tenda sudah pada tutup, serem," kata dia.
Apalagi, malam itu Daskim memegang sejumlah uang yang diberikan beberapa orang yang mendatanginya sejak sore hari.
"Tadi banyak tamu, Aki dikasih uang. Untung di sebrang ada satpam, jadi aman," ujarnya sambil menggenggam bungkusan berisi uang, yang dikepalkan di dadanya.

TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti
Waktu sudah menunjukan pukul 23.00 WIB.
Aki bersiap-siap untuk tidur di becak kesayangannya.
Sebelum memejamkan mata setelah seharian mencari nafkah dengan menarik becak, Daskim lebih dulu memasang plastik putih transparan untuk menutupi becaknya.
"Biar kalau hujan, nggak sawer ke dalam," kata Daskim kepada TribunnewsBogor.com
Menggunakan baju koko putih dan sarung warna gelap lengkap dengan peci hitam, Daskim mencoba untuk tidur.