Derita Gadis Penderita Tumor
Setiap Hari Penderita Tumor Ini Menangis, Menahan Rasa Sakitnya
Ia hanya mengandalkan obat penghilang rasa nyeri dan antibiotik yang dibeli di apotek.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Suut Amdani
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Sela Karmenia (17), hanya bisa menangis bila rasa nyeri dan sakitnya timbul akibat tumor di selangkangannya.
Hampir setiap malam ia merasakan nyeri di kakinya.
Tubuh kurusnya yang lemah tidak bisa berbuat banyak bila ia ingin melakukan sesuatu.
"Setiap hari dia selalu nahan sakit, sampai nangis. Kadang nangisnya sampai ngejerit kalau sakit banget," kata Ade Sobariah, ibu Sela kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (14/11/2015).
Selama ini ia hanya mengandalkan obat penghilang rasa nyeri dan antibiotik yang dibeli di apotek.
Kadang, bila harus memindahkan posisi kakinya, Sela juga merasa kesakitan.
Kaki kirinya yang bengkak membuat anaknya susah untuk bergerak.
"Kalau dia pipis juga dia suka ngerasa nyeri. Kasihan saya ngelihatnya," kata Ade.
Sela kini belum menjalani pengobatan kembali karena keterbatasan biaya.
Terakhir, Sela menjalani pengobatan pada 17 September 2015 lalu.
Terbatas dana
Sela Karmenia (17), gadis remaja yang terkena tumor terpaksa harus menghentikan pengobatannya karena keterbatasan biaya.
Ayah Sela, Kasman (40) hanya bekerja sebagai penjaga sekolah di Sekolah menengah pertama Negeri (SMPN) 5 Kota Bogor.
"Saya dari tahun 2000 jadi penjaga sekolah. Sampai sekarang status saya masih pegawai honorer," kata Kasman kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (14/11/2015).
Lanjutnya, penghasilan per bulannya masih di bawah upah minimum regional (UMR) Kota Bogor.
Sebulan ia rutin menerima gaji sebesar Rp 1.050.000.
Sementara, untuk biaya pengobatan anak ketiganya ini cukup besar, sekitar Rp 500 ribu sekali berobat.
"Alhamdulillah anak saya pakai BPJS, tapi tetap untuk ongkos ke RSCM kan cukup lumayan juga, ya Rp 500 ribu lah sekali jalan," kata Kasman.
Untuk menyiasatinya, ia kadang meminjam dari koperasi sekolah, lalu dibayar tiap bulan dengan dipotong gaji.
"Kadang juga ada donatur yang suka ngasih. Ya saya cukup terbantu," terangnya.
Kini, Sela Karmenia hanya tergolek lemah di kasur.
Rumahnya berada di Jalan Perintis Kemerdekaan RT 01/04, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Tubuhnya kurus dan lemah dan berat badannya hanya sekitar 25 kilogram.
Remaja tersebut tidak bisa beraktivitas seperti anak-anak lainnya sejak menderita tumor.
Berdasarkan diagnosa dokter, Sela menderita tumor di bagian selangkangan.
Awalnya kaki kirinya membengkak, mulai dari selangkangannya hingga betis.
Ibu Sela, Ade Sobariah (45) mengatakan, kondisi anak ketiganya ini mulai lemah saat didiagnosa menderita tumor.
"Berat tubuhnya terus turun, terakhir ditimbang beberapa bulan lalu hanya 28 kilogram, sekarang hanya 25 kilogram," ujarnya.
Ade menceritakan awalnya Sela merasakan sakit di pangkal paha kirinya bulan Februari 2015 lalu.
"Jadi waktu itu dia lagi main sama temennya, katanya sih ketendang. Dia memang anaknya tomboy. Dia mulai mengeluh sakit, akhirnya saya
putuskan untuk diurut dulu," katanya.
Setelah diurut, rupanya sakitnya tak kunjung sembuh.
Anaknya malah sering merasa kesakitan, dan pangkal paha kirinya juga mulai membengkak.
Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa ke sebuah klinik di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Saat disana, awalnya didiagnosa anak saya kena TB tulang. Terus dirujuk lagi ke PMI Kota Bogor karena kondisi anak saya makin lemah. Saat dirongent di PMI, ternyata ketahuan anak saya menderita tumor," ujarnya.