Kasus Guru Setubuhi Murid, Polisi Khawatir Ada Korban Lain Tapi Tidak Berani Lapor

"Kami khawatir ada korban lain yang bernasib sama dengan SK, tapi tidak berani lapor."

Penulis: Damanhuri | Editor: Suut Amdani
TribunnewsBogor.com/Damanhuri
Kanit Reskrim Polsek Cigudeg, AKP Asep Saepudin 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIGUDEG - Hingga kini Polisi masih melakukan penyelidikan kasus laporan persetubuhan seorang guru dengan murid di Kabupaten Bogor.

Kanit Reskrim Polsek Cigudeg, AKP Asep Saepudin mengatakan, pihaknya menduga ada korban pencabulan lain yang dilakukan oleh oknum guru yang tidak berani melaporkan ke aparat kepolisian.

"Kami khawatir ada korban lain yang bernasib sama dengan SK, tapi tidak berani lapor," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (13/1/2016).

Saat ini, sambung dia, pihaknya sudah meminta keterangan tiga orang saksi termasuk keterangan dari orang tua korban.

"Kalau alat bukti sudah cukup untuk proses hukum tersangka. Tapi jika memang ada korban lain yang melapor akan kami proses," kata dia.

Lebih lanjut dia menambahkan, pelaku dijerat Pasal 81 & 82 Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan acaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Diberitakan sebelumnya, IM (30) guru yang diduga menyetubuhi SK (17) muridnya sendiri mengaku kalau dia sudah berpacaran sejak korban masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Dia mengenal korban lantaran korban ikut dalam kegiatan ektrakulikuler di sekolah tempat dia mengajar.

"Orang tua kami juga saling tau. Kalau kami berpacaran," ujar IM di Polsek Cigudeg, Selasa (12/1/2016).

Lebih lanjut kata IM, dia sempat memberikan cincin kepada korban sebagai tanda keseriusan hubungannya setelah satu tahun berpacaran.

Namun, pada tanggal 2 September 2015 dia memutuskan hubungannya melalui pesan singkat (SMS).

"Pas mau ketemuan, dia minta saya untuk bawa silet. Makannya saya engga mau untuk ketemu," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com.

Tak hanya itu, IM juga mengaku sering berhubungan dengan SK di rumah orang tua korban.

"Paling sering itu dirumahnya, soalnya orangtuanya jarang dirumah," katanya .

Dia juga mengaku sudah mengundurkan diri dari sekolah tempatnya mengajar sejak 19 Desember 2015 lalu.

"Saya sudah ngundurin diri dari sekolah, alasannya ada pekerjaan lain," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved