Polisi Akui Sering Dikelabui Pelajar Nakal
membuang senjata tajam yang digunakan saat tawuran
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Soewidia Henaldi
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Polisi mengaku sering dikelabui pelajar nakal yang sering terlibat tawuran di Kota Bogor.
Trik yang dilakukan pelajar itu adalah dengan membuang senjata tajam yang digunakan saat tawuran, sehingga polisi kesulitan dalam menindak para pelajar tersebut.
Hal itu diakui, Kasat Sabara Polres Bogor Kota, AKP Nur Arifin yang beberapa kali mengamankan pelajar yang terlibat tawuran.
"Sekarang kami razia kalau hanya didata saja tanpa ada tindakan hukum, yang ada mereka ini mengulang kembali aksinya," kata AKP Nur Arifin kepada TribunnewsBogor.com, disela-sela acara Coffee Morning mencari solusi penanganan tawuran pelajar, Rabu (20/1/2016).
Dia mengatakan, pelaku tawuran terkadang lebih pintar dibanding petugas yang menertibkan.
Dia mencontohkan, senjata tajam yang digunakan dalam setiap aksi tawuran selalu dibuang.
"Ini kita tahu orangnya yang buang senjata, saksinya juga ada, tapi ketika kami tangkap kan senjata itu tidak dipegang, susah untuk
membuktikan," katanya.
Padahal katanya, jika memang pelaku itu tertangkap tangan membawa senjata tajam, dapat dikenakan sangsi yang lebih berat.
"Kita bisa jerat dengan Undang-undang darurat, kami serahkan saja ke reserse, ditahan itu anak," ujarnya.
Sampai saat ini, tawuran masih sangat rutin terjadi di beberapa ruas jalan.
Seperti jalan Padjajaran dekat Simpang Empat Warung Jambu, di depan pintu 3 Kebun Raya Bogor, Jalan Pandu Raya, Bubulak Bogor Barat
dan Jalan Sholeh Iskandar, TanahSareal.
"Kami rutin melakukan penertiban, pencegahan, cuma kalau tidak ada sanksi yah sama saja capek doang," katanya.
Maka itu, menurut Nur Arifin Pemerintah Kota Bogor lewat Dinas Pendidikan, harus berani mengambil langkah tegas dalam memberi
sanksi pelajar yang terlibat tawuran termasuk sekolahnya.
"Lakukan pembekuan pada sekolahnya, satu periode tidak boleh terima siswa baru, tapi tentunya lewat tahapan yang ada," ujarnya.(*)
