Waspada DBD
Istana Bogor Masuk Wilayah Endemis DBD, Dinkes Temukan Jentik Nyamuk di Gentong Taman
"Banyak sekali di gentong itu, akhirnya kami kasih biolafasida."
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Suut Amdani
Laporan wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAHSAREAL - Istana Bogor masuk ke dalam wilayah endemis penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kasus DBD di Kota Bogor pada tahun 2015 lalu mencapai 1.107 dengan angka kematian sebanyak delapa orang.
"Lalu kami ditugaskan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Istana Bogor, itu instruksi dari Kementrian," kata Kasi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr Siti Robiah, kepada TribunnewsBogor.com, Senin (25/1/2016).
Pada saat melakukan kegiatan itu, benar saja, jentik nyamuk ditemukan di sejumlah gentong yang berada di halaman dan taman Istana Bogor.
"Banyak sekali di gentong itu, akhirnya kami kasih biolafasida, bakteri yang membunuh jentik itu, karena kan digulingin berat, dibolongin bawahnya nanti malah rusak," katanya.
Setelah dilakukan PSN dan foging pada tahun 2016 awal lalu, tindakan ini perlu dilakukan secara rutin oleh rumah tangga Istana Bogor.
"Satu minggu sekali sudah wajib, harus rutin itu," ujarnya.
Kantor sekaligus kediaman Presiden Joko Widodo ini berada di Kecamatan Bogor Tengah.
Pada tahun 2015 lalu, terjadi 112 kasus, dan pada tahun ini sudah ada tujuh kasus.
"80 persen dari 68 keluarahaan yang ada di Kota Bogor itu daerah endemis, sisanya sporadis dan potensi saja," kata Dokter Siti.
Kelurahan paling menonjol yaitu Kelurahaan Katulampa dan Baranangsiang, Bogor Timur.
"Tahun 2015 di Katulampa ada 46 kasus, Baranangsiang ada 62, di tahun 2016 Katulampa sudah ada lima, dan Baranangsiang ada sembilan kasus," kata Siti.
Pada tahun ini, Kecamatan Bogor Selatan sudah mengalami peningkatan jumlah kasus DBD.
Sebelumnya, Kecamatan ini berstatsus sporadis dan potensial.