Bima Arya Temui Pemulung di TPA Galuga, Warga Mengeluh Bayar Air Rp 270 Ribu
Bapak harus kasihan ke kami, jangan tutup tempat ini, kami mau cari makan dimana kalau bukan di sini
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Vovo Susatio
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBUNGBULANG - Ratusan pemulung menyambut kedatangan Wali Kota Bogor, Bima Arya yang melakukan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Bima Arya tiba di lokasi pembuangan sampah ini pada Jumat (29/1/2016) siang, sekitar pukul 10.00 WIB.

TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya
Wali Kota Bogor Bima Arya menemui warga yang bermukim di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jumat (29/1/2016) siang
Bima yang mengenakan topi dan kemeja berlengan panjang warna hitam langsung menghampiri pemulung yang sudah berkumpul di gerbang masuk Galuga.
"Bapak harus kasihan ke kami, jangan tutup tempat ini, kami mau cari makan dimana kalau bukan di sini," ujar Uun (38), seorang pemulung yang berasal dari Kampung Sinarjaya, RT.9/5, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang.
Para pemulung lainnya juga bersemangat mengutarakan keinginan mereka dengan berteriak-teriak menyuarakan harapan.
Suami Yane Ardian ini sempat terdiam, wajahnya seperti memikirkan teriakan-teriakan warga yang menggantungkan hidup dari gunungan sampah di Galuga.
"Lho kemarin kan yang demo katanya atas nama warga ?," tanya Bima.
Para pemulung pun beramai-ramai menjawab dengan suara lantang, bahwa aksi pencegatan kemarin bukanlah mewakili aspirasi mereka.
"Keluhan kami cuma saluran air saja bapak, air bersih, itu saja cukup," kata Uun.

TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya
Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau sistem saluran air di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jumat (29/1/2016) siang
Tak ingin sekedar mendengar suara-suara yang masih simpang siur, Bima memutuskan meninjau wilayah yang terkena dampak keberadaan TPA Galuga.
Pertama kali, Bima meninjau kolam resapan air pengolahan air limbah dan saluran air.
Ada tiga kolam resapan air yang mengalir dari tempat pembuangan sampah.
Kondisinya, belum beroperasi secara optimal.
Air yang mengalir melintasi permukiman warga masih dalam kondisi hitam pekat dan bau.