Bima Arya Temui Pemulung di TPA Galuga, Warga Mengeluh Bayar Air Rp 270 Ribu
Bapak harus kasihan ke kami, jangan tutup tempat ini, kami mau cari makan dimana kalau bukan di sini
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Vovo Susatio
"Ini tinggal nunggu apa lagi ? Ngalirnya kemana ini air, ?," tanya Wali Kota kepada aparat pemerintah setempat dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor.
Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki, menyusuri aliran air menuju permukiman warga.
Lebih dari 30 menit berjalan kaki melewati sawah dan kebun, sampailah rombongan wali kota di Kampung Sinarjaya, RT.9/5, Desa Galuga.
"Pak Wali disini kalau hujan air lindinya banjir, sampai masuk ke rumah," teriak seorang warga dari kerumunan.
Warga yang penasaran pada sosok dan kehadiran Wali Kota Bogor pun tidak melewatkan kesempatan pertemuan ini.
Berbagai keluhan disampaikan, satu diantaranya soal pembayaran air bersih yang dinilai sangat mahal.
"Perbulannya saya bayar air sampai Rp 270 ribu Pak Wali, tolong dihapuskan iuran itu, saya tidak mampu bayar," keluh seorang warga.
"Iyah nanti saya sampaikan yah ke Bupati, ini kan wilayahnya kabupaten, bukan wilayah saya," kata Bima.
Menurut informasi yang dihimpun, dampak yang ditimbulkan dari TPA Galuga dirasakan penduduk tujuh kampung dari tiga desa.
Daerah yang terkenda dampak diantaranya Kampung Moyan, Sinarjaya, Sasak, Cimangir, Dukuh, Mangir, dan Cijujung dari Desa Galuga, Desa Dukuh dan Desa Cijujung.