Imlek 2016

Semangat Aang, Penyandang Difabelitas Menyambut Imlek

Untuk bisa beraktifitas, Aang memodifikasi motor Honda Grand Astrea miliknya sehingga bisa digunakan.

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Soewidia Henaldi
TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya
Aang (56) penyandang difabilitas yang selalu hadir dalam setiap acara Cap Go Meh di Kota Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Keterbatasan fisik, tidak mengendurkan semangat Aang (56) menyambut perayaan Imlek dan Cap Go Meh

Warga Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor, ini selalu hadir di perhelatan Cap Go Meh.

Sejak kelas dua SD, Aang menderita penyakit polio.

"Umur saya waktu itu 10 tahun, tiba-tiba panas tinggi dan dokter bilang saya lumpuh mendadak," ujarnya.

Untuk bisa beraktifitas, Aang memodifikasi motor Honda Grand Astrea miliknya sehingga bisa digunakan.

Sudah hampir 16 tahun, Aang menggunakan motor kesayangannya ini.

"Dulu saya pakai sepeda roda tiga, cuma ada yang batuin untuk modif ini motor," kata Aang, kepada TribunnewsBogor.com, saat ditemui di Vihara Dhanagun, Jalan Suryakencana, Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis (4/2/2016).

Berawal dari ide yang digagasnya sendiri, Aang mencoba untuk memadukan motor roda tiganya dengan mesin.

Namun, upayanya tidak berhasil, motor Super Kap 70 yang dia beli sering kali mogok.

"Sampai ada orang yang bantu saya, cari uang buat beli motor terus modifnya sama orang itu," katanya.

Aang yang merupakan turunan Tionghoa ini akhirnya mendapatkan motor tersebut pada tahun 2000.

Motor Grand Astrea yang dibeli dari hasilnya jualan terasa sangat pas dan menunjang geraknya.

Roda belakang dibuat menjadi dua buah, perseneling dan rem di buat handle di bagian depan.

Tinggi dari motor itu pun sangat menunjang, menggunakan roda yang biasanya dipakai pada sepeda motor Vespa.

Setiap hari, motor tersebut menjadi alat transportasi sekaligus lapaknya berdagang.

Bagian belakang motornya menggunakan boks kaca, dipergunakan untuk menyimpan dagangan.

"Saya jualan rokok di Batutulis, kadang kalau sepi yah ngider kemana saja," kata Aang.

Dalam perhelatan tahun baru Imlek, Aang selalu menjadi relawan yang membantu kelancaran acara.

Pria berambut panjang yang sudah tidak lagi hitam ini, selalu terlihat saat puncak perayaan Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh.

Bagian belakang motornya diganti mengganti sebuah papan, jadi bisa dipakai sebagai tempat duduk.

"Yah bantu-bantu saja, kalau ada yang capek jalan kaki, saya antar pakai motor ini," ujarnya.

Aang yang sudah tidak bisa lagi beraktifitas normal, merasa sangat senang ketika pantia Cap Go Meh, memintanya untuk turut serta menjadi panitia acara.

"Berarti orang masih menganggap saya ada, saya tidak memikirkan uang, hati nurani ini yang bicara ketika bisa bantu," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved