Imlek 2016

Inilah Makna Prosesi Bakar Hio dan Sui Kim Saat Ibadah Imlek di Vihara

Umat tionghoa menancapkan tiga batang hio melambangkan bumi, langit dan manusia.

Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Suut Amdani
TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana
Umat Tionghoa membakar hio saat sembahyang Imlek di Vihara Dhanagun, Kota Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Umat tionghoa tak henti-henti mendatangi vihara Dhanagun untuk melakukan ibadah di Hari Raya Imlek yang ke-2567.

Mereka melakukan ritual sambil membakar hio dan kertas.

Prosesi membakar hio dan kertas tersebut memiliki filosofi yang baik diterapkan untuk kehidupan.

Pengurus harian Vihara Dhanagun, A Yung mengatakan prosesi bakar hio memiliki filosofi bahwa saat itu kita berjanji kepada tuhan kalau selama hidup senantiasa berada di jalan yang lurus.

"Hio itu kan bentuknya lurus, jadi filosofinya kita berjanji pada tuhan bahwa dari awal kehidupan sampai akhir hayat, kita harus berada di jalan yang lurus, sama seperti hio yang dibakar sampai habis," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Senin (8/2/2016).

Lanjutnya, sementara warna merah pada hio melambangkan keberkahan.


TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana

Hio yang sudah dibakar ditancapkan di sebuah wadah bernama hio lo.

Umat tionghoa biasanya menancapkan tiga batang hio, yang melambangkan bumi, langit dan manusia.

Tiga unsur ini yang menjadi unsur utama dalam kehidupan.

Lalu, prosesi yang lainnya adalah membakar kertas.

Bukan sembarang kertas, kertas yang dibakar bernama Sui Kim.

Sui artinya air dan Kim artinya emas.

Kertas selebar sekitar kertas quatro tersebut berwarna kuning dan terdapat gambar.


TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana

Ditengahnya ada semacam tinta berwarna emas yang diibaratkan sebagai emas yang dicairkan.

Dipinggirnya terdapat gambar nanas yang melambangkan kejayaan.

Lalu, di tengahnya terdapat gambar tiga dewa yang melambangkan tiga harapan.

"Gambar dewa itu kan berada di bawah lapisan tinta emas, yang melambangkan doa dan harapan. Harapan pertama itu rezeki, lalu kedua itu ilmu atau kepintaran, dan ketiga yaitu panjang umur," terangnya.

Makna dari dibakarnya kertas tersebut ialah kalau dalam meraih tiga harapan tersebut, harus seperti semangat, layaknya api yang membara.

"Saya berharap semua yang melakukan ibadah di sini tahu arti dan maknanya dari yang mereka jalankan, agar bisa diterapkan di kehidupan," tutur A Yung.

Ibadah di Vihara Dhanagun telah dimulai pada kemarin, Minggu (7/2/2016) pukul 07.00 WIB dan selesai hingga hari ini pukul 21.00 WIB.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved