Imlek 2016
Makna Imlek Bagi Tokoh Tionghoa Bogor, Arifin Himawan: Seperti Lebaran Saja
Buah jeruk juga ada maknanya, yakni melambangkan kemuliaan.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Suut Amdani
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maualana
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Hari Raya Imlek menjadi momen yang bahagia bagi para warga keturunan Tionghoa.
Tak terkecuali bagi Arifin Himawan, warga keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Bogor.
Sama seperti warga lainnya, pria yang akrab disapa Kang Ahim ini memiliki tradisi berkumpul bersama keluarga saat Imlek.
"Kalau Imlek di keluarga saya punya tradisi brsilaturahmi. Yang tua didatangi yang muda, seperti lebaran saja. Tahun ini karena orang tua saya tinggal di rumah saya, jadi pada kumpul di rumah saya, kakak saya juga pada datang," kata pria kelahiran Februari 1966.
Lanjutnya, saat berkumpul, tradisi yang biasa dilakukan yakni memberikan semacam angpao kepada yang muda adan yang belum menikah.
Hal tersebut sebagai bentuk berbagi kebahagiaan dan kegembiraan kepada keluarga.
Selain membagikan angpao, kebiasaan yang pasti dilakukan adalah makan bersama.
Makanan yang dihadirkan pun ialah makanan khas saat Imlek.
Seperti kue keranjang misalnya.
"Kue keranjang ini menjadi ciri khas, dan kue ini melambangkan keharmonisan, kebersamaan namun tetap melekat. Seperti rasa manis dari kue keranjang tersebut," terangnya.
Lalu, buah jeruk menjadi buah yang wajib ada.
Buah jeruk juga ada maknanya, yakni melambangkan kemuliaan.
"Kalau makanannya itu sebenarnya adalah bandeng, jadi setiap kumpul keluarga dari dulu itu wajib ada bandeng, jadi harus ada unsur ikannya karena membawa rezeki," katanya.
Ia berharap dalam imlek tahun ini ia menjadi lebih baik lagi dan bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
Ia juga berharap agar kesuksesan yang ia raih bisa dirasakan oleh orang lain, dan kedepannya ia berharap agar segala tujuan dan rencana lebih mudah dicapai, sehingga hasilnya lebih maksimal.