Video Bogor
VIDEO - Proses Evakuasi Bus di Selarong Puncak Bogor
"Nabrak kendaraan yang di depannya, yaitu Honda City dan Inova, kemudian nabrak truk engkel, dan dua motor,"
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Suut Amdani
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Satu orang meninggal dan tiga orang luka berat akibat kecelakaan beruntun di Tanjakan Selarong, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Minggu (14/2/2016).
Kasatlantas Polres Bogor, Akp Bramestyo, mengatakan bahwa, kecelakaan ini bermula dari satu bis pariwisata yang hilang kendali saat melaju dari arah Puncak.
"Nabrak kendaraan yang di depannya, yaitu Honda City dan Inova, kemudian nabrak truk engkel, dan dua motor," kata Akp Bram.
Sampai saat ini, Kepolosian masih belum dapat memastikan kronologis pasti, dan jumlah korban akibat kejadian ini.
"Untuk sementara ini satu orang meninggal, dan tiga luka berat, saat ini semua korban dibawa ke RSUD Ciawi untuk mendapat penanganan," ujarnya.
Sempat ganti bis karena mogok, kondisi bis sudah terasa sejak awal berangkat.
Penumpang bis Mulya Sari Pratama bernopol F 7575 WM yang terbalik di Tanjakan Selarong, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Minggu (14/2/2016), merupakan romobongan pengajian dari Kampung Ciherang, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
"Jadwal itu berangkat pukul 07.00 WIB, cuma pas baru jalan sekitar 100 meteran bisnya mogok, jadi nunggu dua jam buat ganti bis," kata seorang penumpang bis yang selamat, Muhamad Sarif (19), kepada TribunnewsBogor.com, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi.
Menurutnya, di dalam bis itu ada sekitar 63 penumpang yang bertujuan untuk ziarah ke makam di Empang, Bogor Selatan, Kota Bogor.
"Anak-anak banyak, semuanya lelaki, ada tiga rombongan, dua rombongan sudah duluan," katanya.
Sementara itu, penumpang lain yang menderita luka lebam di pipi kiri dan sobek di kepala, Muhamad Hilam (24), menuturkan bahwa, rombongannya sudah merasa ada yang tidak beres pada kondisi bis tersebut sejak awal berangkat.
"Mobil itu goyangnya parah, kami juga sudah mulai berasa tidak enak sejak awal," ujarnya.
Namun, sopir yang diketahui saat ini sudah meninggal dunia itu, tidak memberitahu kondisi bis yang sebenarnya.
Sehingga para penumpang pun kembali tenang dan tidak menghiruakan ketidaknyamanannya saat itu.
"Sopir juga biasa saja, bawa juga santai, hanya kami saja punya firasat ini mobil bakal mogok, cuma dipaksain saja," katanya.