Imlek 2016
20 Tahun Melakukan Ritual 'Sayat Lidah', Pria Ini Lahir Dengan Lidah Terbelah-belah
Dirinya mengaku tidak pernah merasakan sakit atau bekas luka akibat goresan golok pun tidak ada.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Bima Chakti Firmansyah
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Punya kemampuan lebih, Kucang (39), warga Cileungsi, Kabupaten Bogor, selalu terpilih menjadi mediator untuk bertemu para dewa.
Dalam sebuah ritual Thangsin, lidah kucang selalu disayat.
Genderang musik tabuh terdengar begitu riuh dari balik kerumunan orang memenuhi Vihara Dhanagun, Jalan Suryakancana, Bogor Tengah, Kota Bogor, pada Minggu (21/2/2016), pukul 16.00 WIB.
Di tengah kerumunan, sekitar tujuh orang mediator atau dikenal sebagai Thangsin mengenakan kaos warna biru dan merah, tengah bersiap mendapat giliran untuk melakukan ritual sayat lidah.

TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya
Kucang (kanan depan) bersama para Thangsin di Vihara Dhanagun, Kota Bogor.
Satu per satu lelaki ini mengambil beberapa dupa dan memanjatkannya pada sebuah joli di pintu masuk Vihara.
Tak lama, pria yang belakangan diketahui bernama Kucang ini, meloncat dan menggerakan tangan dan kaki secara brutal, seperti layaknya pesilat kung fu.
Setelah itu, pria bertubuh tidak terlalu tinggi ini, diberikan sebilah golok oleh orang yang berada tidak jauh darinya.
Kucang pun menyambut golok tanpa sarung tersebut, serta mengambil sebuah mangkuk kecil dan mengarahkannya ke dalam mulut.
"Saya tidak pernah sadar, saya juga tidak tahu bagaimana rasanya," kata Kucang kepada TribunnewsBogor.com, usai ritual tersebut.
Darah mengalir dari dalam mulut pria ini yang dimasukkan ke dalam mangkuk kecil itu.
Darah itu, digunakan untuk menuliskan disebuah kertas warna kuning.
"Itu namanya Hu, semacam nama dewa yang masuk ke mediator, cuma tidak ada yang bisa baca, itu huruf gundul," ujarnya.
Usai memotong lidahnya, pria ini kemudian dibopong oleh beberapa lelaki.
Tak lama, Kucang kembali normal dengan satu gelas air mineral.
"Saya sudah 20 tahun melakukan ini, memang sudah terpilih, tidak pernah ada bekas, dari lahir lidah saya sudah terbelah-belah seperti ini," kata Kucang sambil menjulurkan lidahnya.
Lidah Kucang terlihat seperti tanah retak, terbelah-belah.
Dirinya mengaku tidak pernah merasakan sakit atau bekas luka akibat goresan golok pun tidak ada.
Kucang merupaka satu di antara tujuh mediator terpilih.
"Siapapun bisa, dari agama apapun, asal memang terpilih, atau ada keturunan, biasanya itu datang lewat mimpi, atau kejadian aneh," katanya.
Namun, kemampuan dan potensi alam yang dimiliki tidak bisa langsung digunakan, harus ada pelatihan yang rutin dilakukan.
"Waktunya juga tidak sebentar, bertahun-tahun," katanya.
Ritual yang dilakukan satu hari sebelum perayaan Cap Go Meh ini, dimaksudkan sebagai minta berkah dari para dewa.
"Istilahnya mereka mendengar, melihat para dewa ini, intinya minta berkah besok mau ada acara, mau bawa keluar dewa-dewa di dalam Vihara ini," ujarnya.