Cegah DBD Jangan Cuma Fogging, Kemenkes Sarankan Tidur Pakai Kelambu
"Nah PSN yang paling tepat ini yakni melalui 3M plus, bukan dengan fogging."
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Suut Amdani
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Staf Ahli Menkes RI Bidang Bidang Disenteralisasi Kesehatan, Heni Setiawan mengatakan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) sejatinya disebabkan oleh gigitan nyamuk.
"Sejauh di lingkungan kita tidak ada yang sakit, kita berperilaku sehat, nyamuk otomatis biasa saja, dia nggak bawa virus," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (25/2/2016).
Namun, kata dia, begitu ada virus, begitu ada orang yang terjangkit penyakit, nah saat itulah yang harus diwaspadai.
"Daripada nyamuk itu menggigit orang dengan membawa virus, lebih baik kita mencegahnya," kata dia.
Dia menjelaskan, cara menghindari dari gigitan nyamuk yang paling murah dan sering menganggap sepele, yakni pemberantasan sarang uyamuk (PSN).
"Nah PSN yang paling tepat ini yakni melalui 3M plus, bukan dengan fogging," jelasnya.
Cara 3M yang dimaksud yakni menguras penampungan air, menutup tempat panampungan air, dan mendaur ulang barang bekas.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahannya, seperti menaburkan bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
"Padahal itu paling efisien, tapi orang tahunya fogging, padahal fogging umurnya hanya dua jam, begitu hujan ya hilang," tuturnya.
Apalagi, kata dia, fogging itu merupakan bahan kimia, yang bisa berbahaya juga bagi kesehatan manusia.
"Kalau kita pakai obat semprot nyamuk di rumah, kan kita juga pusing, nah ini orang kok mintanya fogging gitu loh," kata dia.
Jadi seolah-olah, mainset masyarakat saat ini, setelah fogging itu aman, padahal jentiknya ada.
"Selain itu, kita juga sudah ada penelitian tanaman-tanaman yang mencegah nyamuk, seperti daun sereh, lavender," ujarnya.
Kemudian, bisa membiasakan diri menggunakan minyak sereh, seperti yang selalu digunakan kebanyakan orang zaman dahulu.