Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kota Bogor Satu Arah

Fase Adaptasi SSA Kota Bogor, Pusat Belanja dan Wisata Mengalami Penurunan Omzet

Membuka kembali putaran arah di Simpang Tugu Kujang Bogor.

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Suut Amdani
Tribunnewsbogor.com/Vivi Febrianti
Penerapan uji coba Sistem Satu Arah (SSA) seputar Kebun Raya Bogor (KRB), berimbas terhadap jumlah pengunjung ke Mal Botani Square. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, yakini fase adaptasi penerapan Sistem Satu Arah (SSA) pengunjung pusat perbelanjaan dan tempat wisata akan menurun drastis.

Lokasi Kebun Raya Bogor, Mal Botani Square, dan Bogor Trade Mall yang berada di jalur utama SSA, terkena imbas dari penerapan sistem lalulintas searah jarum jam ini.

Jalur memutar, berdampak pada sulitnya pengunjung lokasi tersebut.

"Saya sangat yakin tempo adaptasi ini pasti ada pengaruh kunjungan Kebun Raya, Botani, tapi dalam jangka waktu lama akan kembali normal," kata Usmar saat ditemui TribunnewsBogor.com di ruang kerjanya pada Jumat (15/4/2016).

Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah Bogor lewat tim kajian SSA, mencoba untuk menerapkan formulasi sebagai solusi dari persoalan imbas ini.

Satu di antaranya dengan membuka kembali putaran arah di Simpang Tugu Kujang Bogor.

"Ada beberapa kebijakan yang dihasilkan dari rapat teknis, survey dari kepolisian dan putar balik itu," katanya.

Selain itu, guna mengurangi beban kendaraan di Jalan Otista, tim kajian pun mengalihkan ruten bis AKAP jurusan Depok, Jakarta, langsung masuk ke Tol Jagorawi.

"Ada hambatan tentang mengambil penumpang dan mereka juga harus bayar tol, jadi itu belum sepakat," kata Usmar.

Sementara Damri yang sempat mengeluhkan karena harus ikut memutar, kini mendapat solusi dengan keluar di Tol BORR jika dari arah Jakarta.

Kebijakan yang juga tengah digodok ialah mengenai reorouting angkutan kota.

"Rerouting nanti, setelah tanggal 18 permanen nah kebijakan-kebijakan ini ngikutin, termasuk perbaikan regulasi terhadap trayek, jadi nanti dilebur semua, wajib itu," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved