Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pengakuan Pembantu yang Disiksa Majikan :'Ani Disuruh Makan Kotoran Kucing, Penjahat Itu'

"Allahu Akbar, Masya Allah," ujar salah satu warga yang menyaksikan jalannya persidangan.

Pixabay.com
Ilustrasi tangan seorang pembantu 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, JAKARTA - Pekerja rumah tangga (PRT) Sri Siti Marni alias Ani (20) yang disiksa majikannya menangis saat bersaksi dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (28/7/2016).

Gadis itu menangis saat ia mengungkapkan penyiksaan yang dialami, khususnya saat dipaksa memakan kotoran kucing.

Ani mengungkapkan penganiayaan yang dialaminya ketika jaksa penuntut umum Frengki Wibowo memberikan pertanyaan mengenai penyiksaan yang dilakukan terdakwa Meta Hasan Musdalifah.

"Ani disuruh makan kotoran kucing, penjahat itu," kata Ani, di ruang sidang PN Jakarta Timur.

Tangis Ani semakin menjadi karena ia menderita TB akibat penyiksaan tersebut. Suasana ruang sidang sempat riuh dengan respons warga dan aktivis dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT) setelah mendengar langsung peristiwa penyiksaan yang dialami Ani.

"Allahu Akbar, Masya Allah," ujar salah satu warga yang menyaksikan jalannya persidangan.

Hakim ketua Novri Olo meminta Ani menceritakan secara perlahan dan tenang.

Ani juga mengakui bukti-bukti yang dibawa jaksa seperti sapu dan benda lainnya digunakan terdakwa untuk melakukan kekerasan kepadanya.

Sejak awal bekerja sekitar tahun 2007, Ani mengaku sudah disiksa.

Ani pernah berniat pulang untuk sekolah di pesantren, tapi tidak diperbolehkan keluarga terdakwa.

Salah satu anak terdakwa mengancam akan memenjarakannya jika memilih pulang.

"Katanya kalau pulang kamu masuk penjara," ujar Ani.

Selain kerap diperlakukan kasar karena masalah pekerjaan, Ani juga dituduh memiliki hubungan gelap dengan suami terdakwa, Ari. Namun, tuduhan itu dibantah Ani ruang sidang.

Selama bekerja, Ani juga mengaku tidak pernah menerima gaji.

Terdakwa disebut hanya mengirim uang ke orangtua korban setiap tahun tapi jumlahnya tidak diungkapkan dalam sidang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved