Demam Pokemon Go

Negara Ini Menjadi Yang Pertama Melarang Warganya Bermain Pokemon Go

Kekhawatiran soal Pokemon Go yang berpotensi membocorkan informasi sensitif juga muncul di beberapa negara lain di luar Iran.

Editor: Bima Chakti Firmansyah
Tribunnews.com
Ilustrasi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Demam permainan Pokemon Go ternyata membuat kekhawatiran bagi negara Iran.

Apalagi soal keamanan rahasia negara baru-baru ini mencuat setelah mobile game Pokemon Go menjadi populer.

Sistem pemetaan serta teknologi augmented reality yang justru menjadi nilai jual utama game inilah yang menjadi penyebabnya.

Lantaran inilah, otoritas di Iran minggu lalu mengambil langkah untuk melarang warganya bermain Pokemon Go, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari BBC, Minggu (7/8/2016).

Hal tersebut diputuskan oleh High Council of Virtual Spaces, lembaga pemerintah Iran yang bertugas mengawasi aktivitas online warga.

Dengan demikian, Iran menjadi negara pertama di dunia yang resmi melarang warganya bermain Pokemon Go.

Tidak dijelaskan apa persisnya isu keamanan yang menjadi alasan di balik pelarangan itu.

Pemerintah Iran dilaporkan sempat menghubungi pembuat game sebelum akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan larangan.

Kekhawatiran soal Pokemon Go yang berpotensi membocorkan informasi sensitif juga muncul di beberapa negara lain di luar Iran.

Termasuk di Indonesia di mana kepala BIN Sutiyoso menganggap game ini dapat mengancam keamanan negara.

Bulan lalu, Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian melarang anggota polisi bermain Pokemon Go saat sedang bertugas.

Seorang warga negara Perancis sempat diamankan anggota TNI di Cirebon karena masuk tanpa izin ke markas militer demi mencari pokemon.

Kendati demikian, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara telah menyatakan bahwa Pokemon Go sebenarnya tidak berbahaya. Dia telah bertemu pihak Google (yang petanya dipakai sebagai acuan dasar game tersebut) dan meminta agar tidak mencantumkan peta berisi obyek vital nasional.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved