Korban Dimas Kanjeng
Begini Cara Suminta Serahkan Mahar Rp 50 Juta kepada Dimas Kanjeng, Bukan Dibayar Secara Tunai
Selama 5 tahun, ia telah menghabiskan uang sebanyak 50 juta untuk membeli sejumlah barang yang ditawarkan oleh Dimas Kanjeng,
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Avkar Sarfika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pasrah, hanya itu yang bisa diperbuat Siti Sobariah, istri dari Suminta, warga Kota Bogor yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Sebab, suaminya telah menyerahkan mahar sebesar Rp 50 juta.
Siti menjelaskan, suaminya mengeluarkan uang mahar sekitar Rp 50 juta dengan cara membeli sebuah barang yang ditawarkan oleh Dimas Kanjeng.
“Jadi, uang 50 juta itu gak langsung sekaligus dikasih semua ke Kanjeng, tapi Kanjeng menawarkan sebuah barang kepada suami saya, barang yang dijualnya macam-macam, ada jam tangan, gelang, minyak wangi, batu yang katanya berlian, pokoknya banyak. Saya lupa, pihak kanjeng menjualnya tidak rutin setiap bulan, tapi ada jeda misalnya tiga bulan sekali,” kata Siti kepada TribunnewsBogor.com, Senin (10/10/2016).
Barang-barang yang dijual oleh Dimas Kanjeng memang terkesan sebuah barang yang biasa, namun, dari semua barang yang dijualnya, memiliki harga yang tinggi.
“Barangnya biasa banget, tapi harganya mahal, jutaan rupiah, padahal cuma minyak wangi, tapi harganya bisa sampe jutaan, nah, setiap beli barang, itu tandanya kita telah memberi mahar kepada Kanjeng, kalau gak beli, nanti maharnya ga bakal digandain” ujar Siti.
Selama 5 tahun, ia telah menghabiskan uang sebanyak 50 juta untuk membeli sejumlah barang yang ditawarkan oleh Dimas Kanjeng,
Suminta menjalankan kewajibannya sebagai pengikut Dimas kanjeng dengan pergi ke padepokannya yang berada di Probolinggo, Jawa Timur.
“5 tahun kebelakang dia suka pergi ke probolinggo, tempatnya Dimas Kanjeng, ga nentu kapan dia pergi kesana, jadi kalau ada perintah disuruh kesana, ya suami saya langsung kesana, paling Cuma 3 sampai 4 hari aja, terus dia pulang lagi kesini” kata Siti.
Aktivitas keseharian Suminta selama pergi ke Padepoak Dimas Kanjeng adalah mengikuti pengajian, istighosah, mengaji, dan lain sebagainya.
“Dia bilang kalau disana kegiatannya cuma solat, ngaji, pokoknya tidak jauh dari ibadah,” ujar Siti.