Warga Miskin Harus Siap Dengan Transisi Metode Bantuan Langsung dari Tunai ke Non Tunai
Perubahan metode menjadi non tunai ini dilakukan agar penerima PKH bisa belajar untuk menabung dan tentunya lebih cerdas.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TIMUR - Pemerintah Kota Bogor terus melakukan langkah untuk mengentaskan angka kemiskinan warga.
Salah satunya diwujudkan melalui Kegiatan Sosialisasi Implementasi Penyaluran Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman.
Usmar menyebutkan, saat ini terdapat 8.721 kepala keluarga strata miskin atau klaster satu yang terdaftar menjadi peserta program PKH.
"Mereka ini sebelumnya menerima bantuan berupa uang secara tunai melalui program PKH, namun, sekarang harus cepat menyesuaikan dengan metode pemberian bantuan baru, yang direncanakan akan diberikan secara non tunai, dalam hal ini, BNI ditunjuk sebagai penyalur bantuan sosial PKH," tutur Usma di RM De Leuit, Bogor Timur, Kota Bogor, Senin (19/10/2016).
Perubahan metode menjadi non tunai ini dilakukan agar penerima PKH bisa belajar untuk menabung dan tentunya lebih cerdas.
Nantinya, lanjut Usmar, Masyarakat klaster satu ini akan ditransfer sejumlah uang oleh Pemerintah Pusat setiap tiga bulan sekali, dimana masyarakat klaster satu dapat menggunakan uang non tunainya, untuk membeli kebutuhan pokok di E-Warong yang ada di Kota Bogor.
"Bantuan ini tidak boleh digunakan untuk membeli lain-lain, ini menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat untuk dapat memenuhi dalam kebutuhan dasarnya," tegas Usmar.
Usmar berpendapat, hal yang memberatkan dan menjadi persoalan bagi masyarakat ialah ketika transisi dari tunai ke non tunai.
"Tadi sudah disebutkan bahwa perlu adanya sosialisasi dari pendamping yang ditunjuk oleh pusat, itu akan memudahkan masyarakat untuk cepat menyesuaikan," pungkas Usmar.