Kisah Perjuangan Afivah Mencari Rumah Sakit, Sempat Ditolak Puskesmas Saat Minta Rujukan
saat itu ketika kakak dari Afivah meminta surat rujukan, pihak puskesmas mengatakan bahwa tidak perlu ada surat rujukan.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Afivah Nur Oktaviani (16), gadis yang duduk di bangku kelas 10 sekolah menengah kejuruan (SMK) itu kini hanya bisa terbaring lemah di ruang rawat Isolasi di RSAU Hassan Toto.
Jangankan untuk berdiri, untuk bangun saja Afivah masih belum sanggup.
Bahkan Afivah pun harus menggunakan popok karena dia tidak bisa berjalan menuju kamar kecil.
Kondisi tersebut dikarenakan akibat dari penyakit paru-paru yang di deritanya itu.
Afivah pun harus kehilangan setengah dari berat badannya.
Rini Sutini, tante dari Afivah mengatakan bahwa berat badan Afivah turun drastis sejak sebulan yang lalu.
"Itu yang buat saya kaget dan panik, selama satu bulan berat badannya turun 20 kilogram, awalnya berat badan Afivah mencapai 43 Kilogram namun kini berat badannya hanya 23 Kilogram," ujar Rini kepada TribunnewsBogor.com ketika ditemui di RSAU dr Hassan Toto, Selasa (8/11/2016).
Rini pun menceritakan bahwa saat keadaan Afivah mulai menurun dirinya membawa Afivah ke berbagai rumah sakit, namun beberapa rumah sakit menyatakan bahwa kamar isolasi dan ruang rawat kelas 3 penuh.
Rini pun sempat kesal saat rumah sakit memberi jawaban seperti itu, karena sebelum menginformasikan kamar kosong, seorang perawat menanyakan terlebih dahulu status BPJS milik Afivah.
"Pas Afivah drop kita keliling cari rumah sakit, ada rumah sakit di Kota Bogor yang nanya, bu ini BPJS pemerintah ya, terus saya jawab iya, sudah gitu dia bilang ruang rawat inap penuh ruang isolasi penuh," ujar Rini.

TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Bukan hanya itu, Rini pun menyesalkan pihak Puskesmas yang sulit memberikan surat rujukan agar Afivah bisa di rujuk ke rumah sakit.
Karena saat itu ketika kakak dari Afivah meminta surat rujukan, pihak puskesmas mengatakan bahwa tidak perlu ada surat rujukan.
Padahal ketika itu kondisi Afivah sudah lemas dan berat badanya terus berkurang.
"Waktu itu kakaknya minta surat rujukan enggak di kasih, malah katanya enggak apa-apa enggak pake surat rujukan, tapi pas saya ke rumah sakit surat rujukan itu perlu, kesal juga saya jadi dilempar-lempar seperti itu," ujarnya.
