Rencana Pembangunan Kereta Gantung di Gunung Gede Pangrango dan Rinjani Ini Bikin Anak Gunung Protes
Postingan itu sontak saja langsung mendapat berbagai reaksi dari netizen yang kebanyakan merupakan pendaki gunung dan pecinta alam.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Beberapa hari yang lalu, para pecinta alam khususnya anak gunung, dihebohkan dengan kabar akan dibangunnya kereta gantung di sejumlah gunung di Indonesia.
Hal itu tentunya mendapat berbagai reaksi dari para pendaki gunung, terutama yang sudah pernah mendaki ke Gunung Gede Pangrango dan Rinjani.
Sebab, kabarnya sky line (kereta gantung) itu akan dibangun di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Dikutip dari Kompas.com, bila pembangunan tersebut dapat terwujud, maka wisatawan dapat melihat pemandangan puncak Gunung Gede dan Gunung Pangrango dari ketinggian.
Rute perjalanan sky line itu nantinya akan menghubungkan kawasan Bodogol di Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, dengan Cibodas, Cianjur.
Panjang rutenya membentang sejauh 30 kilometer yang membelah kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam waktu tempuh sekitar satu jam.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Suyatno Sukandar mengklaim, rencana pembangunan sky line tersebut merupakan salah satu kereta gantung terpanjang di dunia, sebab di bangun di atas hutan kawasan taman nasional.
"Paling panjang saat ini (sky line) hanya 15 kilometer. Saya pernah naik sky line di Australia, durasinya hanya 10 menit. Tapi rencana yang akan kita bangun panjangnya 30 kilometer. Ini yang terpanjang di dunia," ucap Suyatno, Rabu (28/12/2016).
Suyatno menambahkan, pelaksanaan kajian kelayakan atau feasibility study (FS) pembangunan kereta gantung telah dilakukan sejak tahun 2003, mulai dari Lembah Suryakencana (Gunung Gede) hingga Cibodas, dilanjutkan hingga ke kawasan Bodogol, Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dalam kajian itu, kata Suyatno, pihaknya sudah mengkaji kondisi kontur tanah, sumber mata air, bahkan ketinggian pohon yang ada di kawasan taman nasional.
"Tahapan proses pengkajian proyek sangat perlu, dan itu sudah kita lakukan. Sampai ketinggian pohon pun kita ukur. Semuanya sudah bisa dilakukan serta aman jika proyek ini dibangun," ungkapnya.
Lanjut dia, rencana pembangunan kereta gantung di kawasan TNGGP itu bertujuan agar masyarakat dapat menikmati keanekaragaman hayati dan cagar alam yang ada di sana.
Itu juga dimaksudkan untuk mencegah dan tidak merusak ekosistem.
"Proses pengkajian sudah selesai baru-baru ini, hanya tinggal menggandeng investor yang mau ikut bergabung menanamkan modalnya untuk pembangunan sky line terpanjang ini," tutup dia.
Tak hanya di Gunung Gede Pangrango, kereta gantung itu juga kabarnya akan dibangun di Gunung Rinjani dan Kawah Ijen.
Kabar ini tentunya dengan cepat menyebar di media sosial, khususnya media sosial para pecinta alam.
Informasi tersebut juga diposting oleh akun Instagram @urban.hikers.
Ia memposting foto kereta gantung dengan latar belakang pegunungan.
Foto itu kemudian dilengkapi dengan tulisan 'Cooming Soon di Gunung Indonesia, Ijen, Rinjani, Gede Pangrango...?'.
Postingan itu sontak saja langsung mendapat berbagai reaksi dari netizen yang kebanyakan merupakan pendaki gunung dan pecinta alam.
Sebagian besar dari mereka tidak setuju jika kereta gantung itu dibangun di gunung Indonesia.
Sebab, menurut mereka hal itu akan mengurangi nilai perjuangan dan kebersamaan yang selama ini dirasakan para pendaki.
Tak hanya itu, banyaknya wisatawan yang naik dengan kereta gantung itu juga pasalnya hanya akan membuat sampah di gunung semakin banyak.
Belum lagi keasrian gunung akan hilang dengan dibangunnya kereta gantung tersebut.
Ini komentar netizen:
adamwjynto: Kalo ada seperti itu ekosistem di gunung kayanya bakal beda wkwk
djatmiko: no! dgn mudah nya akses ini kenapa saya kontra karena berpeluang untuk bertambah nya Jumlah pengunjung yg artinya sampah akan tambah banyak. Kecuali kalau pengelola mau bertanggung jawab atas sampah tersebut.
noorfitrianto: Oke fix pensiun naik gunung
phoebe_zion: Haduhhh, ga ada lagi perjuangan nenapaki jalur setapak, ga ada lagi keringat yg bercucuran, ga ada lagi kepala yang selalu melihat keatas, ga ada lagi suara merdu nyanyian alam ketika pagi tiba di lembah2 yang sunyi. Kenapa ga dibuat mall, hotel, villa, sekalian tuh parkirannya diperlebar biar enak wisatanya, jangan hanya skyline aja.
handrianx: Terus nanti kita lagi capek2nya naik gunung dan istirahat di pos, liat ke atas orang2 dadah2 dari atas gondola, ya Allah nyesek amat ya
Namun tak sedikit juga netizen yang setuju dengan rencana tersebut.
Selain lebih tertata, bisa untuk meningkatkan pemasukan untuk membiayai konservasi hutan.
dwndhy: Ya allah kenapa ga dari dulu aja sih biar sampe puncak masih cakep elegan @ninahanifa @aziz_aze
jeng_billie: @yankur setuju yan! Profit yg mengalir harusnya bisa dimanfaatkan utk konservasi ekosistem di sekitar, termasuk sisihin porsi utk jalanin tugas edukasi ke masyarakat. Bi idznillah...
yankur: @jeng_billie wuih kalo jadi beneran mah keren banget ini. Gue udah naik yg di taiwan, malaysia sama di hk. Semuanya bagus2 dan tetap disediakan jalur buat treking juga di bawahnya buat yg pengen trail running. Lingkungan sekitar tetap terjaga, ga ada sampah. Yah mudah2an rakyat indonesia bisa ngejaganya, kalo udah jadi nanti.
-------------------
Ikuti Berita Terkini Bogor !
Like Fanpage: TRIBUNnewsBogor.com
Follow Twitter: @TRIBUNnewsBogor
Instagram: @tribunbogor