Cap Go Meh 2017
Hujan, Budaya dan Keberagaman Bermuara di Festival Cap Go Meh 2017
Rintik hujan yang turun sejak awal acara tidak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk melihat secara langsung.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ribuan orang tumpah ruah di Jalan Suryakancana, Kota Bogor demi menyaksikan perhelatan Festival Cap Go Meh (CGM) 2017.
Festival CGM sendiri merupakan wujud kebersamaan dari semua komponen masyarakat dan lintas agama.
Sebelum festival itu dimulai pun tampak enam tokoh agama yang mewakili agama yang ada di Indonesia memanjatkan doa untuk kelancaran festival tersebut.
Rintik hujan yang turun sejak awal acara tidak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk melihat secara langsung.
Mulai anak-anak hingga orang tua, dari berbagai golongan, suku dan profesi tumpah ruah di acara CGM 2017 yang digelar di sepanjang Jalan Surya Kencana, Kota Bogor.
Paduan suara dari siswa siswi sudah lebih dahulu menghibur warga sebelum acara resmi dimulai.
Tepat pukul 16.00 wib, Wali Kota Bogor Bima Arya beserta istri naik ke atas panggung diiringi musik marawis. Kembali paduan suara menyanyikan lagu, kali ini lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan iringan musik dari drumband TNI.
Semua undangan dan penonton berdiri mendengarkan penuh khidmat. Setelahnya, acara dilanjut dengan pembacaan Wangsit Siliwangi.

Tari topeng kelana dari Sanggar Bagaskara menjadi pembuka acara.
Acara kemudian dilanjut dengan penampilan drumband yang membawakan lagu Bogor Kota Kesayangan.
Lanjut ke parade lainnya hujan kembali turun namun tidak menyurutkan warga untuk bergeser sama sekali.
Hingga sebelum magrib atraksi bela diri Merpati Putih dari Kopasus dipertunjukan dan kemudian di jeda waktu shalat Maghrib.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan Festival CGM 2017 merupakan peristiwa budaya, bukan ritual agama.

Hal itu ditegaskan Bima saat membuka CGM 2017 di Vihara Dhanagun, Jalan Suryakancana, Sabtu (11/2/17).
"Ini acara yang selalu di tunggu-tunggu. Pesta Rakyat ini bukan ritual agama, tetapi peristiwa budaya. Kita merayakan kebersamaan ini dalam keberagaman," tegas Bima.
Ia memaparkan, pada CGM 2017 masyarakat disuguhkan iring-iringan seni dan budaya yang berasal dari hampir seluruh budaya di Indonesia.

"Kalau mau melihat keberagaman suku, agama, budaya, ras dan berbagai latar belakang pekerjaan, semuanya ada di Bogor karena perbedaan ini adalah anugerah. Kota Bogor penuh cinta," ungkapnya.
Bima tidak lupa mengajak semua yang hadir, khususnya warga Kota Bogor, untuk merayakan kebersamaan ini. "Saya mengajak di tahun 2017 ini menjadi tahun yang penuh cinta dan kebersamaan. Ini adalah doa atas segalanya," ungkapnya.

Dalam Festival CGM 2017 tidak ditampik juga mendatangkan keberkahan bagi banyak pihak.
Mulai dari pedagang, tukang ojek, hingga ojek payung.
-------------------
Ikuti Berita Terkini Bogor !
Like Fanpage: TRIBUNnewsBogor.com
Follow Twitter: @TRIBUNnewsBogor
Instagram: @tribunbogor